Hal inilah yang membikin investor galau memasuki pasar saham. Makanya jangan heran, sebelum voting dilakukan investor cenderung bersikap "wait and see". Mereka ingin mendapat kepastian terlebih dulu soal sosok presiden terpilih yang bakal memimpin Amerika Serikat berikutnya.
Kemenangan Biden memang memberi "angin segar" bagi pasar saham dunia, termasuk Indonesia, mengingat investor memprediksi bahwa kebijakan yang bakal dijalankannya tidak segalak Trump. Oleh sebab itu, investor bisa merasa lebih aman menanamkan modalnya ke pasar saham negara-negara tertentu yang sebelumnya begitu rentan terimbas perang dagang yang digelorakan Trump.
3. Efek Vaksin Covid-19Â
Pada bulan ini, dua perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, yaitu Moderna dan Pfizer mengumumkan bahwa tingkat efektivitas vaksin yang mereka ciptakan mencapai 95%. Kabar ini tentu saja "memompa" harapan masyarakat dunia untuk mengakhiri pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Penguatan IHSG Bakal Berlanjut pada Bulan Desember?
Pertanyaan di atas cukup sulit dijawab mengingat belum ada sentimen positif lain yang "berembus" di pasar saham Indonesia. Meski begitu, jika menengok sejarahnya pada bulan Desember, IHSG biasanya bakal mengalami kenaikan.Â
Hal ini bisa terjadi karena manajer investasi umumnya melakukan "window dressing". "Window dressing" dilakukan dengan cara menjual saham-saham yang merugi, dan membeli saham-saham lain yang berpotensi menghijau.
Hal ini dilakukan demi "mempercantik" portofolio yang dimiliki sebelum ditunjukkan kepada nasabahnya. Alhasil, dengan adanya "window dressing" IHSG diperkirakan masih akan melanjutkan rally, meskipun pada level yang terbatas.