Bagian awal yang saya selidiki ialah bagian topline alias penjualan yang berhasil dicetak perusahaan. Di bagian ini, terdapat beberapa informasi, seperti persentase pertumbuhan penjualan dan asal-muasal penjualan.Â
Bagi saya, informasi ini begitu penting karena saya harus tahu dari mana saja angka penjualan dihasilkan. Apabila mengetahui sumbernya, maka saya bisa membaca prospeknya dalam jangka panjang.
Ada jenis utang tertentu yang kalau terus-menerus ditimbun, malah bisa menyebabkan masalah besar untuk perusahaan pada kemudian hari.Â
Contohnya adalah utang bank. Utang bank adalah utang yang "berbahaya", mengingat ada bunga atau denda yang mesti dibayarkan. Bunga atau denda ini nantinya akan dicatat sebagai beban keuangan di laporan keuangan. Jika beban keuangannya banyak, maka laba yang diperoleh perusahaan akan tergerus, dan hal itu tentu saja bakal menjatuhkan harga sahamnya.
Makanya, saham-saham yang saya pilih umumnya mempunyai utang bank yang sedikit. Saya enggan berinvestasi di saham perusahaan yang gemar menumpuk utang bank. Saya tidak ingin bunga bank tersebut menggerogoti laba perusahaan yang notabenenya merupakan hak dari pemegang saham.
5. Catatan Auditor
Setiap tahun laporan keuangan yang dibuat manajemen bakal diaudit. Audit tadi dilakukan untuk memastikan bahwa data yang ditampilkan di laporan keuangan tersebut sudah tepat dan sesuai dengan kaidah akuntansi. Apabila semuanya sudah benar, maka auditor akan mencantumkan kata wajar dalam catatannya.Â
Tentu saja kejanggalan ini menunjukkan bahwa ada yang tidak beres pada perusahaan, atau jajaran manajemennya tidak menerapkan prinsip tata kelola yang baik dalam menjalankan perusahaan.Â
Kalau menemukan kasus demikian, sebaiknya jangan beli sahamnya. Bukan ide yang bagus jika kita membeli saham yang dijalankan tanpa tata kelola yang baik.Â