Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Haruskah Saya Mulai Berbisnis Ikan Cupang?

5 Oktober 2020   07:03 Diperbarui: 15 Oktober 2020   07:59 5390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjualan Ikan Cupang melonjak pesat. Ilustrasi foto: ANTARAFOTO/ADITYA PRADANA PUTRA via Kompas.com

Pada minggu kemarin, saya mengantar seorang teman ke sebuah toko yang menjual Ikan Cupang. Toko yang terletak di tepi jalan itu terlihat begitu sederhana, hanya terdiri atas sebuah tenda kecil yang atapnya dilapisi terpal.

Meski begitu, anehnya, ada cukup banyak orang yang mampir ke sana. Sepertinya orang-orang lumayan tertarik melihat beragam jenis Ikan Cupang yang dijajakan di dalamnya.

Ikan Cupang yang dipajang di situ memang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Kebanyakan berjenis "Halfmoon" dan "Big Ear". Untuk setiap jenis, harganya juga bervariasi, mulai dari 30 ribuan hingga 100 ribuan rupiah.

Ikan Cupang yang dijual/ sumber: dokumentasi Adica
Ikan Cupang yang dijual/ sumber: dokumentasi Adica
Saat memerhatikan harganya, saya sempat tertegun, mengingat dulu, sewaktu saya SD, harga Ikan Cupang umumnya masih "murah". Seingat saya, pada waktu itu, satu ekor Cupang paling mahal dihargai 5 ribu rupiah. Namun, sekarang harganya ternyata telah naik berkali-kali lipat!

Hal itu bisa terjadi mungkin karena memelihara Cupang kini sedang "booming" di masyarakat. Seperti halnya bersepeda, sejak Pandemi Covid-19 melanda tanah air beberapa bulan terakhir, saya melihat, ada cukup banyak orang yang tertarik mengoleksi Ikan Cupang di rumahnya.

Sepupu saya salah satunya. Ketika beberapa minggu lalu bertandang ke rumahnya, saya sempat heran melihat pekarangan rumahnya yang diisi oleh barisan akuarium mini yang berjajar rapi.

Di setiap akuarium tadi terdapat satu jenis Ikan Cupang, sehingga kalau dihitung dari jumlah akuariumnya, maka ia memiliki sedikitnya 15 ekor Ikan Cupang. Kepada saya, ia bercerita mendapatkan ikan tersebut dari Jatinegara dan Bekasi. Ikan tersebut sengaja dibelinya sekadar untuk hobi dan bisnis.

"Bisnis?" tanya saya dengan penuh rasa heran. Perasaan itu bisa timbul bukan tanpa sebab, mengingat saya cukup "sangsi" apakah ada orang yang bersedia membayar seekor Cupang dengan harga yang begitu tinggi.

Namun demikian, pada akhirnya, keraguan saya terhadap bisnis Ikan Cupang "terpatahkan" setelah sepupu saya memperlihatkan koleksi Ikan Cupang yang berhasil dijualnya. Dari situ, saya mengetahui bahwa berbisnis Ikan Cupang yang dilakukannya ternyata cukup menguntungkan!

Mudah Dirawat

Dalam berbisnis Ikan Cupang, sepupu saya menekankan aspek perawatan yang baik. Tanpa perawatan yang mumpuni, penampilan Ikan Cupang bisa kurang sedap dilihat, sehingga hal itu tentu akan mengurangi nilai jualnya. Oleh sebab itu, kalau ingin menghasilkan Ikan Cupang yang indah bentuknya, kita mesti rajin melakukan perawatan.

Merawat Ikan Cupang sebetulnya cukup gampang dilakukan. Sebab, tidak ada banyak hal yang perlu disiapkan. Meski begitu, supaya Ikan Cupang yang dikoleksi bisa tetap sehat dan berumur panjang, kita harus telaten menanganinya. Berdasarkan informasi yang didapat, setidaknya ada 4 hal yang mesti diperhatikan untuk memelihara Ikan Cupang.

Ikan Cupang/ Foto: istockphoto/CmErsoy via CNN Indonesia
Ikan Cupang/ Foto: istockphoto/CmErsoy via CNN Indonesia
1. Menggunakan akurium yang bersih

Karena ukurannya relatif kecil, maka akuarium yang dipakai sebetulnya bisa disesuaikan dengan bentuk tubuh Ikan Cupang. Sepupu saya misalnya hanya memakai gelas atau toples kaca untuk menampung Ikan Cupang yang dipeliharanya. 

Meskipun terkesan ala kadarnya, namun hal itu tidaklah jadi soal, asalkan kondisi wadahnya bersih dan ada cukup ruang bagi Ikan Cupang untuk bebas bergerak.

2. Memberi makan dengan teratur

Pakan Ikan Cupang juga terbilang sederhana, bisa berupa cacing sutra, jentik nyamuk, kuning telur, atau lalat. Supaya Ikan Cupang bertumbuh dengan baik, kita tidak boleh lalai memberi makan. Pakan bisa diberikan 2-3 kali sehari.

3. Menjaga kebersihan akuarium

Agar Ikan Cupang bisa terjaga kesehatannya, maka akuarium mesti rutin dikuras, minimal 3 hari sekali. Hal ini mesti dilakukan agar Ikan Cupang terhindar dari beberapa penyakit, yang berasal dari jamur dan parasit.

4. Mengobati secara tepat

Seperti halnya makhluk hidup lainnya, Ikan Cupang juga rentan terpapar penyakit. Penyakit yang cukup sering menyerang Cupang, yakni "White Spot". 

Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih di tubuh Cupang. Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini bisa diatasi dengan mengganti air yang lebih steril dan menambahkan Methylene Blue.

Memelihara Ikan Cupang cukup mudah dilakukan/ sumber: dokumentasi Adica
Memelihara Ikan Cupang cukup mudah dilakukan/ sumber: dokumentasi Adica
Prospek Bisnis Ikan Cupang

Jumlah permintaan yang tinggi di masyarakat memang menyiratkan bahwa berbisnis Ikan Cupang mempunyai prospek yang bagus. Sesuai dengan hukum ekonomi, di mana ada permintaan, di situ ada penawaran.

Oleh sebab itu, asalkan sanggup menawarkan dan memenuhi permintaan yang muncul atas Ikan Cupang yang diminati masyarakat, maka seseorang yang menekuni bisnis ini bisa meraup keuntungan yang bagus.

Meski begitu, sayangnya, bisnis ini tidak cukup baik digeluti untuk jangka panjang. Alasannya? Karena bisnisnya bersifat musiman. Bisnis semacam ini biasanya hanya akan meraih popularitas yang tinggi dalam jangka pendek, tetapi kemudian "tenggelam" dengan begitu cepat beberapa waktu berikutnya.

Sudah ada cukup banyak contoh yang memperlihatkan hal ini. Sebut saja bisnis batu akik, es kepal milo, dalgona, dan sebagainya, yang dulu begitu terkenal sehingga ada banyak orang yang mencobanya, tetapi kemudian, seiring berlalunya waktu, pelan-pelan mulai ditinggalkan dan dilupakan. 

Sekarang mungkin hanya tersisa sedikit orang yang masih setia menggeluti bisnis demikian. Selebihnya telah beralih ke tren bisnis lain.

Dengan demikian, boleh jadi, bisnis Ikan Cupang pun akan bernasib sebelas-dua belas dengan bisnis tersebut. Makanya, bagi yang tertarik memulai bisnis ini, sebaiknya membuat pertimbangan yang matang.

Hal ini mesti dilakukan untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi, yakni kehilangan momentum! Apabila telat sedikit saja memasuki pasar dan kurang terampil mengelola bisnis, maka besar kemungkinan bisnis yang coba dirintis bakal menderita kerugian.

Oleh sebab itu, alih-alih tergiur oleh tren sesaat, lebih baik Ikan Cupang yang sekarang sedang viral di tengah masyarakat hanya dijadikan sebagai peliharaan semata, bukan sebagai barang dagangan.

Anggap saja sebagai "hobi" yang asyik dilakukan selama masa pandemi. Ini jauh lebih aman, sebab kalaupun Ikan Cupang yang dipelihara ternyata tidak ditaksir oleh orang lain, maka setidaknya kita masih merasa cukup gembira dengan merawatnya.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun