Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inilah "3" Kriteria Paket Internet yang Dibutuhkan Trader Saham

17 Juni 2020   09:01 Diperbarui: 17 Juni 2020   09:06 2723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi trader saham/ sumber: todaytrader.com

Menjalani banyak kegiatan di rumah selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bukanlah persoalan besar untuk trader saham. Jika yang lain mungkin merasa bingung karena mesti membiasakan diri untuk melakukan Work From Home, maka, trader malah mengalami hal yang sebaliknya. Masa-masa "karantina" tadi justru membikin trader lebih fokus dalam melakukan trading saham, sehingga bisa terus menghasilkan lebih banyak "cuan".

Semua itu bisa terjadi lantaran sekarang aktivitas jual-beli saham bisa dilakukan secara online. Dengan hanya membuka aplikasi sekuritas, trader sudah dapat memperdagangkan saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Prosesnya pun terbilang mudah, cepat, dan sederhana. Alhasil, berjualan saham pun bisa dilaksanakan dengan berbagai macam "gaya", misal sambil minum kopi, nulis blog, nonton drakor, atau rebahan di kasur.  

Hanya masalahnya, melakukan transaksi saham secara online sangat bergantung pada kualitas internet. Biarpun bukan faktor yang utama dalam menentukan keberhasilan trading, namun, kalau jaringan internetnya lemot, maka, trader bisa kehilangan momentum dalam menuai untung di pasar saham.

Setidaknya itulah yang dialami oleh teman saya saat ia ingin menjual sahamnya. Sebelumnya ia bercerita bakal melepas saham tadi karena investasinya sudah untung lumayan, di kisaran 10%.

Ia takut, kalau menunggu lebih lama, maka, harga sahamnya bisa turun, mengingat pada waktu itu, kondisi pasar saham sedang "bearish". Saat pasar saham dibuka, ia pun menanti reaksi yang ditunjukkan investor lain terlebih dulu. Ternyata, investor lain cukup berminat membeli saham tadi, sehingga harganya sampat naik sekitar 1%.

momentum pergerakan saham yang diwakili oleh laju IHSG berpengaruh pada keberuntungan para trader/ sumber: dokumentasi Adica
momentum pergerakan saham yang diwakili oleh laju IHSG berpengaruh pada keberuntungan para trader/ sumber: dokumentasi Adica
Tentu saja teman saya merasa senang karena mendapat keuntungan lebih. Buru-buru ia membuka aplikasi untuk menjual sahamnya. Namun, pada saat itulah sebuah "tragedi" terjadi! Sebab, tiba-tiba saja, koneksi internetnya bermasalah dan ia jadi sulit melego sahamnya segera.

Ia pun mesti menunggu beberapa lama, sebelum koneksinya kembali stabil. Namun, sayangnya, kini harga sahamnya telah berubah, dari plus ke minus. Meskipun masih bisa menjual dalam posisi untung, namun, keuntungannya "terpangkas" lantaran sinyal internet yang jelek!   

Walau terkesan kecewa, namun, saya pikir, nasib teman saya masih lebih mujur. Coba kalau ia dalam posisi loss (rugi), maka, saat terjadi gangguan internet, potensi kerugiaannya bisa-bisa bertambah lebar. Alhasil, jika ia melakukan cutloss sekali pun, maka, sebetulnya hal itu sudah terlambat, sebab harga sahamnya sudah telanjur turun lebih dalam.

Kriteria Layanan Internet yang Dibutuhkan Trader

Dari cerita pengalaman tadi, kualitas layanan internet yang dipilih ternyata berpengaruh terhadap "peruntungan" seorang trader. Oleh sebab itu, trader yang setiap hari bergelut dengan pasar saham tentu mengharapkan layanan internet yang prima. Berdasarkan pengalaman, setidaknya ada 3 kriteria layanan internet yang diperlukan trader demi meningkatkan produktivitasnya dalam bertransaksi saham.

1. Koneksi Internet yang Stabil

Stabilitas koneksi internet merupakan hal terpenting yang mesti diperhatikan demi menunjang aktivitas trading. Koneksi tadi harus senantiasa siap dalam situasi apapun selama jam perdagangan berlangsung. Maklum, pasar saham umumnya bakal terus beroperasi sesuai jadwal, biarpun di luar sana sedang terjadi bencana alam.

Buktinya, walaupun pada bulan Januari kemarin, banjir besar melanda ibukota dan sekitarnya, tapi, bursa saham tetap buka seperti biasa. Maka, dalam keadaan semacam itu, koneksi internet yang "mulus" tanpa buffering begitu diharapkan demi memperlancar transaksi saham yang dilakukan. Jangan sampai karena ada gangguan sinyal, maka, trader kehilangan momentum dalam bertransaksi saham.

2. Kuota Internet yang Berlimpah

Mempunyai kuota internet yang berlimpah membuat trading saham menjadi lebih nyaman. Ibarat tangki bensin yang terisi penuh, melimpahnya kuota internet membantu para trader untuk mengawasi pergerakan harga saham, menghubungi pialang saham, mengunduh laporan keuangan, mengikuti seminar investasi, dan menonton berita-berita ekonomi di internet.

Dengan adanya pasokan kuota yang banyak, trader jadi tak perlu cemas kalau-kalau koneksi internet terputus di tengah jalan, sehingga semua kegiatan tadi bisa berlangsung dengan normal.  

3. Harga yang Terjangkau

Bagi trader yang menjadikan jual-beli saham sebagai matapencaharian, maka biaya yang dikeluarkan untuk membeli paket internet tentu bakal dicatat dan diperhitungkan sebaik mungkin.

Untuk itulah, demi mengurangi cost (biaya), maka trader cenderung menggunakan paket internet yang ditawarkan dengan harga yang menarik.

Memilih Layanan Paket Internet

Menyeleksi sejumlah layanan paket internet untuk keperluan trading saham memang gampang-gampang susah, mengingat ada begitu banyak penawaran yang diberikan. Meski begitu, setelah mengulik sejumlah informasi di internet, saya rasa, paket internet dari Tri Indonesia sanggup memenuhi ketiga kriteria yang disampaikan sebelumnya.

Penilaian tadi diambil bukan tanpa alasan. Berdasarkan situs Opensignal.com, ketersediaan jaringan 4G yang dimiliki oleh Tri Indonesia diketahui mencapai 90,9%. Hal itu bisa terjadi karena Tri Indonesia didukung oleh Jaringan Baru Berteknologi 4.5G LTE, yang sanggup menjangkau lebih dari 200 juta penduduk Indonesia dan mempunyai kecepatan akses data yang lebih kuat dibandingkan jaringan 4G biasa.


Jelas itu merupakan angka yang baik, sebab dengan persentase sebesar itu, maka Jaringan 3 Indonesia memiliki stabilitas yang mumpuni, sehingga para penggunanya bisa mengakses layanan internet dengan cepat.

Kualitas jaringan tadi tentunya bisa mendukung upaya para trader dalam bertransaksi saham. Jaringan yang cenderung stabil tak hanya membantu para trader untuk mengakses aplikasi sekuritas dan memproses transaksi saham, tetapi juga memantau situasi pasar secara real time. Dengan demikian, kesempatan yang dimiliki para trader untuk menemukan tanda-tanda kenaikan harga di pasar saham dapat terbuka lebar.

Selain itu, produk paket data AlwaysOn (AON) dari Tri Indonesia juga menawarkan variasi kuota yang bermacam-macam. Variasi tadi tentu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang. Bagi para trader, paket yang bisa dipilih adalah Unlimited+AON 6GB, Unlimited+AON 10GB, atau Unlimited+AON 16GB.

Selain jumlah kuota yang berlimpah, paket ini juga dilengkapi keunggulan lain, yakni Kuota++ (kuota internet 24 jam yang aktif selamanya), Pulsa Reguler, dan Unlimited Kuota (berlaku untuk pukul 01.00-17.00).

Alhasil, dengan adanya paket tadi, trader jadi bebas mengakses berita-berita ekonomi di youtube, mengikuti seminar investasi secara online, atau mendiskusikan saham-saham yang layak dibeli di komunitas tanpa khawatir pada pemborosan kuota.

Harganya? Relatif ramah di "kantong" trader. Mulai dari Rp 15.000 s.d. 110.000. Dengan harga demikian, maka biaya operasional yang dikeluarkan oleh trader tentu relatif kecil, dan bahkan lebih dari cukup untuk durasi trading selama satu bulan penuh. (untuk detil harga dan produk lain dari Tri Indonesia, silakan kunjungi www.tri.co.id)

Oleh sebab itu, bagi full time trader, yang mengandalkan pendapatan sepenuhnya dari jual-beli saham, maka paket internet dari Tri Indonesia bisa dipertimbangkan.

***

Kemunculan Pandemi Corona memang sudah "memaksa" banyak orang untuk melakukan sejumlah aktivitas di rumah saja. Mulai dari berkomunikasi, bekerja, berjualan, berbelanja, belajar, beribadah, hingga bertransaksi saham.

Meskipun terbatas secara fisik dan jarak, namun, setidaknya masih ada hal yang bisa diperbuat. Semua itu dapat terjadi berkat adanya internet.

Jadi, jangan heran, selama berlangsungnya Pandemi Corona, internet menjadi sebuah kebutuhan yang "hakiki" di luar kebutuhan lain, seperti makanan, obat, pakaian, dan tempat tinggal. Kebutuhan ini sesungguhnya bisa dipenuhi oleh beberapa operator seluler.

Salah satunya Tri Indonesia. Dengan jaringan yang luas dan stabil karena didukung oleh teknologi 4.5G LTE, Tri Indonesia dapat menunjang berbagai macam aktivitas, termasuk dalam hal berdagang saham.

Keunggulan inilah yang cocok bagi trader saham, yang memerlukan kualitas internet dalam menjaring "cuan" dari pergerakan harga saham. Oleh sebab itu, kehadiran layanan internet dari Tri Indonesia tak hanya bisa #KalahkanJarak, tetapi juga kalahkan loss di pasar saham.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun