Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kapan Orang Korea Bisa "Tergila-gila" Nonton Sinetron Indonesia?

28 Mei 2020   09:01 Diperbarui: 28 Mei 2020   15:37 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Munculnya sejumlah drama Korea di layar televisi dalam beberapa minggu belakangan menyisakan sebuah "tanda tanya" di pikiran saya. Tadinya saya menduga, sinema tersebut sengaja ditayangkan dalam rangka menyambut Lebaran. 

Wajar, libur lebaran memang menjadi momen yang tepat untuk "memanjakan" pemirsa televisi, sehingga ada banyak stasiun tv swasta yang "berlomba" menayangkan sinema berkualitas.

Jika dulu banyak bermunculan sinema dari dataran Tiongkok yang dibintangi oleh Andy Lau, Jackie Chan, Jet Lee, atau Donnie Yen, maka, beberapa tahun belakangan, yang lebih sering tayang di layar kaca ialah sinema-sinema yang berasal dari Korea Selatan. 

Buktinya, saat tulisan ini dibuat, sedang tayang beberapa drama Korea yang cukup populer, seperti The Legend of The Sea dan The World of The Married.

Kedua drama tadi mungkin hanyalah "contoh kecil", sebab pada periode berikutnya, bisa saja akan tayang drakor-drakor lainnya, mengingat animo masyarakat Indonesia yang terbilang besar terhadap sinema dari Korea Selatan. Alhasil, layar televisi mungkin akan lebih banyak "dihiasi" berbagai macam cerita mengharu-biru dari Negeri Ginseng.

Fenomena ini boleh jadi mengisyaratkan bahwa telah terjadi "kekosongan" dalam industri sinetron tanah air. Harus diakui, kualitas sinetron-sinetron "made in Indonesia" belum bisa disamakan dengan drama-drama asal Korea Selatan. Bukan bermaksud merendahkan, tetapi kalau kita telisik lebih dalam, maka, akan tampak perbedaan yang kontras.

Hal ini bisa dilihat dari respon penonton. Betul bahwa sinema dari Korea Selatan begitu digandrungi oleh orang Indonesia. Baik tua maupun muda, baik lelaki maupun perempuan, rata-rata menyukai sinema tadi dengan berbagai macam alasan, mulai dari paras aktrisnya yang rupawan hingga kedalaman cerita yang ditampilkan.

Namun, apakah respon yang sama akan muncul kepada orang Korea saat menonton sinetron yang cukup populer dari Indonesia, seperti Cinta Fitri, Ganteng-Ganteng Serigala, atau bahkan Tersanjung? Belum tentu. Buktinya, sampai sekarang, saya belum mendengar ada orang Korea yang begitu "tergila-gila" menyaksikan sinetron Indonesia!

***

Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat produksi sinetron termasuk ke dalam industri kreatif. Meskipun belum begitu banyak berkontribusi terhadap pertumbuhan PDB, namun, kalau dikelola dengan baik, bukan mustahil industri kreatif di Indonesia bisa menjadi "ladang emas" yang baru bagi perekonomian nasional.

Tanda-tanda berkembangnya industri kreatif tadi bisa dilihat dari beragamnya konten berkualitas karya anak bangsa di youtube. Meskipun umumnya berformat web series, namun, konten yang ditampilkan ternyata menawarkan sesuatu yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun