2. Hindari Menarik Uang secara Berlebihan dari BankÂ
Walaupun dalam situasi krisis, "cash is king", namun, menarik uang di bank secara masif bukanlah keputusan yang bijak. Disebut begitu karena krisis yang terjadi sekarang disebabkan oleh pandemi virus, bukan oleh masalah keuangan, seperti yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008 silam.
Oleh sebab itu, krisis ini tidak menyebabkan bank-bank sampai dilikuidasi, sehingga kita tidak perlu mempertanyakan keamanan uang kita di bank.
Selain itu, bukankah kini sudah ada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)? Mitra Bank Indonesia dalam menjaga SSK ini bertugas menjamin dana masyarakat hingga maksimal 2 miliar Rupiah dari risiko yang mungkin terjadi pada bank, seperti kebangkrutan atau fraud.
Sementara, kalau dilihat dari Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) yang dimiliki oleh bank-bank BUKU 4, nilainya rata-rata masih berada di angka 20%.
Dengan nilai sebesar itu, bank-bank BUKU 4, yang menguasai mayoritas pangsa pasar di sektor keuangan, mempunyai dana yang cukup untuk mem-backup kerugian akibat gagal bayar yang dialami debiturnya, sehingga dana pihak ketiga yang dipakai untuk menyalurkan kredit masih bisa dikembalikan tanpa mengalami begitu banyak masalah.
Rasio Gagal Bayar Bersih (Net Non-Performing Loan) yang ditunjukkan bank-bank tadi juga masih terjaga di bawah 1%. Angka ini memperlihatkan bahwa dari semua dana yang dipakai untuk menyalurkan pinjaman, jumlah kredit macet yang terjadi, terbilang kecil, sehingga tidak akan begitu berdampak signifikan pada kinerja bank.
3. Cintailah Rupiah
Mencintai Rupiah bukanlah sebuah "kampanye" seperti yang ramai disuarakan pada tahun 1998 silam. Pada waktu itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat memang mencapai "titik nadir"-nya. Betapa tidak, dari yang sebelumnya berkisar di harga 2000-an, hanya dalam hitungan bulan, nilai Rupiah tembus sampai 16.900-an per Dollar!
Saat tulisan ini dibuat, kurs Rupiah terhadap Dollar pun hampir menyentuh level yang sama dengan tahun 1998. Sejak penyebaran Virus Corona meluas dengan cepat ke seluruh dunia, nilai Rupiah memang terus melemah di hadapan Dollar. Alhasil, nilainya pun kini menembus angka 16.000-an per Dollar.