Seperti dikutip dari Kompas.com, Ronaldinho ternyata sempat mempunyai utang hingga 32 miliar rupiah.
Memang tidak disebutkan asal-muasal dari utang tersebut, tetapi jika menengok gaya hidupnya yang cenderung glamor, boleh jadi, utang sebesar itu bisa muncul karena dulunya ia suka menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang konsumtif.
Hal ini bisa dipahami karena pada masa jayanya Ronaldinho memang dikenal doyan berpesta dan berbelanja barang-barang mewah. Aset mahalnya terbilang banyak.
Sebut saja sederet mobil mahal yang sempat dimiliki Ronaldinho, seperti Porsche Carrera S, Lamborghini Aventador, dan Mercedes Benz E Class. Belum lagi sederet properti kelas tinggi yang dulu dibelinya.
Sayangnya, biarpun kariernya mulai turun, gaya hidup Ronaldinho susah berubah. Sejak hijrah ke Amerika Latin, ia terus mencari klub yang bersedia memberinya gaji yang besar untuk menutupi gaya hidupnya yang mewah.
Namun, sialnya, tidak ada klub yang mau membayar mahal untuk pemain yang sudah berusia "lawas" demikian. Ronaldinho pun hidup dalam dilema karena sulit memenuhi keinginan-keinginannya.
Korban Gengsi?
Ronaldinho mungkin adalah salah satu atlet yang menjadi "korban gengsi". Gengsilah yang menyebabkan ia sulit atau bahkan enggan menyesuaikan diri terhadap kondisi keuangan yang terjadi.
Hal ini tentu bisa dimaklumi. Sebab, bagaimana rasanya jika dulunya seseorang terbiasa memakai pakaian yang bagus, mengendarai mobil yang mewah, atau menghuni rumah yang mentereng, tetapi sekarang terpaksa mengenakan baju yang murah, menaiki angkutan kota, atau menetap di rumah yang sederhana? Pasti sulit menerima kenyataan!
Orang tadi tentu merasa "gengsi" kalau taraf hidupnya mesti turun. Jadi, jangan heran, alih-alih mengubah gaya hidup, orang tersebut tetap kukuh menjalani gaya hidup glamor, biarpun ia mesti menumpuk utang!
Barangkali hal inilah yang menimpa Ronaldinho, dan sayangnya, gaya hidupnya justru menyeretnya pada masalah yang lebih pelik. Andaikan dulu ia bersedia mau menjalani hidup yang sederhana, ceritanya mungkin lain dari yang terjadi sekarang.
Hal lain yang juga bisa dijadikan "pelajaran" dari kasus Ronaldinho adalah melek investasi. Sebagaimana diketahui, sepak bola adalah industri yang cepat sekali berubah. Para pemain sepak bola datang silih berganti setiap musim.