Ada yang berbeda dari sesi pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Maret kemarin. Jika biasanya dilakukan oleh para menteri, pejabat, atau petinggi perusahaan, kali ini, sesi perdagangan justru dibuka oleh sederet perempuan.
Dengan balutan busana formal yang didominasi warna putih, para wanita tadi tampak ceria menekan bel tanda dimulainya perdagangan. Setelah itu, semua terlihat bertepuk tangan, dan IHSG pun sempat "loncat" ke zona hijau!
Para wanita tadi bukanlah warga biasa. Mereka adalah Finalis Puteri Indonesia 2020. Tercatat ada 39 Finalis Puteri Indonesia yang hadir dalam acara tersebut. Mereka berasal dari 34 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Semua datang mewakili provinsinya masing-masing.
Di dalam acara tersebut, para finalis tak hanya berkesempatan membuka sesi perdagangan, tetapi juga mendapat edukasi tentang pasar modal. Ternyata untuk menjadi seorang Puteri Indonesia, mereka tidak cukup memperoleh "bekal" berupa pengetahuan tentang kecantikan, sikap, dan selera fashion saja, tetapi juga berupa wawasan seputar keuangan, khususnya pasar modal.
Tentu saja kegiatan tersebut bertujuan memperluas literasi tentang investasi di masyarakat. Maklum, tingkat literasi tersebut memang masih rendah. Hal ini bisa diketahui dari banyaknya kasus "investasi bodong" yang ramai tersiar beberapa tahun belakangan, serta jumlah investor yang terbilang masih sangat sedikit. Makanya, acara tadi diharapkan bisa membuka lebih banyak wawasan tentang industri investasi di Tanah Air.
Oase
Kehadiran Finalis Puteri Indonesia di panggung Bursa Efek Indonesia bisa menjadi "oase" di tengah ancaman virus Corona yang sempat "menggoyang" IHSG beberapa waktu yang lalu. Biarpun pada pekan ini, sudah mulai rebound dari titik nadirnya, namun, kondisi IHSG belum pulih sepenuhnya.
Untuk mencegah hal itu, sejumlah pimpinan bank sentral di dunia beramai-ramai memangkas suku bunga acuan. The FED, misalnya, pada tanggal 3 Maret kemarin, secara mengejutkan memotong suku bunga acuan hingga 50 basis poin!
Pemangkasan sebanyak ini bukanlah hal yang biasa dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat tersebut. Umumnya pemangkasan dilakukan setahap demi setahap, bukan sekaligus demikian.
Anehnya, keputusan tadi tidak langsung membikin pasar saham beraksi positif. Setelah The FED mengumumkan hal tadi, alih-alih berseri, indeks Dow Jones justru anjlok hingga 2%.
Agaknya investor melihat bahwa kasus Corona memang telah "merusak" pertumbuhan ekonomi global, sebagaimana yang dicemaskan sebelumnya. Jika tidak, mengapa The FED sampai menggunting suku bunga acuan sebanyak itu?
Meski begitu, langkah The FED kemudian diikuti oleh bank sentral lain, termasuk Bank Indonesia. Bank Indonesia bahkan sudah "mencuri" start dengan menurunkan suku bunga acuan hingga 4,75% pada tanggal 20 Februari lalu. Agaknya Bank Indonesia berharap penurunan tadi bisa memberi stimulus bagi melempemnya"= pertumbuhan ekonomi di Indonesia akibat teror virus Corona.
Bukan mustahil pemerintah akan menyuntikkan vitamin lain untuk menggenjot roda perekonomian. Belum lama ini, pemerintah bahkan memberi insentif berupa diskon tiket pesawat sebesar 50% bagi para turis yang ingin berwisata ke sejumlah tempat di Indonesia.
Pemberian insentif tadi perlu dilakukan untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata. Maklum, dalam kasus penyebaran Virus Corona, pariwisata adalah sektor yang paling "terpukul". Akibat "teror" Virus Corona, orang-orang enggan berwisata, sehingga hal ini menurunkan jumlah turis yang datang berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Indonesia.
Jika hal ini terus berlanjut dalam jangka panjang, sejumlah daerah yang mengandalkan pariwisata sebagai "tulang punggung" ekonomi, seperti Bali dan Banyuwangi, bisa mengalami krisis. Secara otomatis, pendapatan negara pun akan berkurang, mengingat pariwisata adalah salah satu sektor yang menyumbang pendapatan yang besar bagi kas negara.
Harapan
Tentu saja kita semua berharap agar kasus virus Corona segera berlalu. Biarpun sampai sekarang belum ada vaksin yang bisa menangkal penyebaran virus ini, namun, semua upaya telah dilakukan dengan maksimal untuk membatasi wabah yang terjadi.
Berbagai stimulus juga telah diberikan oleh pemerintah, mulai dari penyediaan masker dengan harga terjangkau di gerai-gerai apotek, upaya penanganan medis bagi pasien yang terindikasi terkena Corona, hingga beragam kebijakan yang bisa "menggelorakan" perekonomian nasional.
Semua itu dilakukan untuk mempercantik kembali kondisi ekonomi Indonesia. Seperti paras rupawan yang dimiliki oleh Finalis Puteri Indonesia. Kita berharap, di tengah ketidakpastian akibat kasus Virus Corona, ada sebuah harapan bagi masa depan yang lebih baik.
Salam.
Referensi:
Beritasatu, Bisnis, Kompas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H