Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Putri Steven Spielberg Ingin Jadi Bintang Porno

26 Februari 2020   09:01 Diperbarui: 26 Februari 2020   09:07 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikaela Spielber (kanan) | sumber: https://www.the-sun.com/

Perasaan Steven Spielberg mungkin sekarang sedang "gamang". Sebab, salah satu anaknya, yaitu Mikaela, mengatakan ingin berkarier sebagai bintang porno. Sebuah pilihan karier, yang menurut sebagian orang, mempunyai "stigma negatif". Betapa tidak, biarpun industri pornografi dilegalkan di Amerika Serikat, industri ini nyatanya memberi dampak buruk kepada banyak orang, termasuk para aktrisnya.

Ingat kasus Mia Khalifa? Bintang porno yang namanya melejit beberapa tahun belakangan ini mengaku mengalami masa-masa kelam sewaktu ia memutuskan terjun ke industri pornografi.

Pada tahun 2014, Mia menerima tawaran untuk bermain di sebuah film porno, dan hal itu ternyata menuai kecaman dari keluarganya. Wanita berdarah Lebanon ini menuturkan bahwa keluarganya bahkan sempat "menghapusnya" dalam silsilah keluarga karena profesi yang ditekuninya itu dinilai hanya membawa aib.

Mia Khalifa | sumber: https://internasional.kompas.com/
Mia Khalifa | sumber: https://internasional.kompas.com/
Meski begitu, Mia tetap mencoba peruntungannya di industri pornografi. Hasilnya? Ternyata "film panas" yang dibintanginya meledak di pasaran. Film tersebut bahkan sempat bercokol di posisi teratas di sebuah situs porno. Namanya pun kemudian melambung sebagai bintang porno.

Walaupun telah menjadi sangat terkenal, pada tahun 2018, Mia memutuskan pensiun. Ia tobat menekuni karier sebagai bintang porno setelah mendapat ancaman dari ISIS.

Alasan lainnya ialah soal kecilnya honor yang diterimanya. Mia menyebutkan honor yang didapatnya hanya 12 ribu USD atau setara 170 juta rupiah. Nominal itu terbilang kecil untuk ongkos hidup di Amerika Serikat.

Pascapensiun dari industri pornografi, kini Mia memilih menjadi presenter.

Hal-hal seperti itulah yang mungkin membikin Steven Spielberg gundah dengan keputusan anaknya tersebut. Sutradara yang menukangi sejumlah film fenomenal, seperti Jaws, Jurassic Park, dan Saving Private Ryan, itu tampaknya khawatir anaknya akan bernasib sama dengan Mia Khalifa.

Steven Spielberg | sumber: https://www.cnnindonesia.com/
Steven Spielberg | sumber: https://www.cnnindonesia.com/
Belum lagi "cap hitam" yang membayangi karier seorang bintang porno. Tak hanya kepada artis itu sendiri, cap tersebut juga bakal melekat pada keluarganya. Makanya, biarpun mendukung pilihan karier anaknya, Steven Spielberg juga mengaku malu atas putusan tersebut.

Bisnis Pornografi

Di sejumlah negara, industri pornografi memang mendapat tempat tersendiri. Negara-negara tersebut melegalkan industri pornografi dan mempunyai regulasi yang ketat.

Sebut saja industri pornografi di Jepang. Di Negeri Sakura ini, pornografi sudah menjadi hal yang biasa. Profesi sebagai bintang porno bukan lagi hal yang aneh dan tabu.

Yang terjadi justru sebaliknya. Bintang porno di Jepang malah memperoleh popularitas yang besar. Mereka pun mendapat perlakuan yang sama dengan pekerja seni lainnya.

Bintang porno juga bisa "dicomot" dari berbagai latar belakang. Saya ingat sebuah film Jepang yang berjudul A Bride For Rip Van Winkle. Film yang dirilis pada tahun 2016 ini sempat menyinggung kehidupan seorang bintang porno bernama Mashiro Satonaka.

Di dalam film tersebut, Mashiro digambarkan sebagai seorang bintang porno yang kariernya stagnan. Awalnya ia hanyalah orang biasa. Pada suatu hari, ia memilih menjadi bintang porno karena membutuhkan penghidupan yang layak.

Hal ini bisa dipahami karena industri pornografi menawarkan honor besar dalam waktu singkat. Dengan menekuni profesi sebagai bintang porno, Mashiro tak hanya berharap bisa terkenal, tetapi juga berlimang harta.

Sayangnya, kehidupan mapan yang dicita-citakan Mashiro hanya menjadi mimpi belaka. Sebab, setelah 10 tahun berkarier di dunia pornografi, namanya belum juga "bersinar". Kehidupannya pun begitu-begitu saja, malah bertambah buruk setelah ia terkena penyakit mematikan.

Kalau kariernya "metok" begitu, mengapa Mashiro tidak kembali ke kehidupan normal dan memilih profesi lain? Sepertinya itu adalah pilihan yang sulit diambil. Pasalnya, setelah memilih karier sebagai bintang porno, keluarganya memutuskan mengucilkannya.

Seperti Steven Spielberg, keluarga Mashiro merasa malu karena mempunyai anak yang berani telanjang di depan kamera. Bahkan, setelah kematiannya pun, keluarganya masih enggan mengakuinya. Sebuah akhir yang tragis, bukan?

Biarpun hanya sebuah film, bukan berarti tidak ada realitas yang ditampilkan di dalamnya. Film A Bride For Rip Van Winkle boleh jadi memotret sebuah realitas tersembunyi di balik industri pornografi di Jepang. Film ini mengangkat "secuil" kehidupan bintang porno dan stigma yang melekat pada dirinya, dan bukan mustahil, cerita serupa bisa terjadi kehidupan nyata.

Sayangnya, walaupun ceritanya umumnya berakhir sedih, seperti yang dialami Mashiro, industri pornografi tampaknya akan terus bertumbuh. Pasalnya, ada banyak pihak yang menggantungkan hidup di dalamnya.

Tak hanya bintang porno, tetapi rumah produksi juga memperoleh pundi-pundi yang besar dari bisnis ini. Artinya, selama mendapat izin dari pemerintah, industri ini akan tetap menggeliat.

Sebuah Pilihan

Makanya, di negara-negara yang melegalkan pornografi, profesi sebagai bintang porno adalah sebuah pilihan. Tak ada yang bisa melarang atau menghukum kalau seseorang ingin terjun ke industri pornografi.

Hal itulah yang dialami Mikaela Spielberg. Saat memilih karier ini, Mikaela mungkin sudah mempertimbangkan semuanya dengan matang. Ia mungkin telah memahami konsekuensi yang akan ditanggungnya atas keputusan tersebut. Makanya, ia berani mengumumkan keputusan tersebut ke banyak orang.

Sebagai orangtua, memberi restu kepada anaknya untuk menjadi bintang porno pastinya menjadi sebuah momen yang berat. Sebab, kalau ada banyak pilihan profesi lain, mengapa si anak memutuskan menekuni profesi ini?

Meski begitu, Steven Spielberg dan istrinya mempunyai pertimbangan tertentu dalam bersikap. Biarpun terasa berat, mereka berupaya menjadi orangtua yang moderat dengan membebaskan anak-anaknya memilih jalan hidupnya sendiri-sendiri.

Salam.

Referensi: [1] [2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun