Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bisa Berobat Hanya dengan Bawa Smartphone?

8 Januari 2020   09:01 Diperbarui: 8 Januari 2020   09:09 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar pukul sembilan pagi, Hadirianto datang mengunjungi Klinik Amanda untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Setelah mengambil nomor antrean sebagai Pasien BPJS Kesehatan, lelaki berusia sekitar lima puluhan tahun ini duduk menunggu panggilan.

Tak lama kemudian, ia pun dipanggil, lalu didata oleh petugas klinik, dan selanjutnya dilayani oleh dokter yang bekerja di klinik tersebut.

Sekilas memang tidak ada yang "istimewa" dalam proses penanganan pasien tersebut. Namun, kalau mencermati alur pendaftaran hingga pengobatan yang dilakukan Hadirianto, kita akan menemukan sesuatu yang berbeda. Sebab, semua proses tersebut diatur dalam aplikasi Mobile JKN, yang tersemat di layar smartphone miliknya.

Berkat adanya aplikasi itu, Hadirianto merasa terbantu. Ia tidak mesti menanti lama di klinik karena di aplikasi tersebut terdapat notifikasi yang menginformasikan jumlah antrean, sehingga ia bisa mendatangi klinik begitu nomor antreannya sudah dekat. Hal ini jelas memudahkannya dalam mengatur jadwal kunjungan ke klinik.

Setelah diperiksa oleh dokter di Klinik Amanda, Hadirianto ternyata mesti dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekardjo (RSMS) Purwokerto. Rujukan ini dilakukan karena dokter menilai bahwa lelaki yang bekerja sebagai wiraswasta ini memerlukan pemeriksaan di rumah sakit.

Proses rujukan ini pun berjalan sederhana. Semua dilakukan via aplikasi Mobile JKN. Setelah data-data medisnya dikirim ke RSMS, Hadirianto pun langsung mendatangi rumah sakit tersebut. Tanpa perlu mengambil antrean lagi, ia bisa segera ditangani.

Hadirianto, mengenakan kemeja hitam, mendaftar layanan faskes lewat aplikasi Mobile JKN di smartphonenya (sumber: dokumentasi pribadi)
Hadirianto, mengenakan kemeja hitam, mendaftar layanan faskes lewat aplikasi Mobile JKN di smartphonenya (sumber: dokumentasi pribadi)
Sistem rujukan online yang dilakukan oleh petugas Klinik Amanda kepada petugas RS Margono Soekardjo merupakan salah satu pengembangan layanan yang dilakukan BPJS Kesehatan. Layanan bertujuan membantu mempermudah proses administrasi sewaktu peserta JKN-KIS berpindah rumah sakit.

Kalau dulu, proses rujukan ini sempat bermasalah. Sebab, begitu berganti rumah sakit, peserta mesti melalui proses administrasi yang menghabiskan banyak waktu, seperti yang terjadi di rumah sakit sebelumnya. Namun, semenjak BPJS Kesehatan menerapkan Sistem Rujukan Online, masalah ini pelan-pelan mulai teratasi.

Inovasi lain yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan ialah pemberian informasi display kamar rawat inap. Lewat fitur Ketersediaan Tempat Tidur di aplikasi Mobile JKN, peserta bisa melihat display ketersediaan kamar perawatan di rumah sakit. Fitur ini dapat memberi alternatif pilihan rumah sakit sebagai tujuan tempat rawat inap di lokasi terdekat peserta.

Layanan lain yang juga sedang ditingkatkan oleh BPJS Kesehatan ialah kemudahan (simplifikasi) pelayanan bagi pasien gagal ginjal kronis. Berkat adanya layanan ini, peserta JKN-KIS yang rutin melakukan cuci darah (hemodalisis) di rumah sakit dan sudah terdaftar dengan menggunakan sidik jari (finger print), kini tidak perlu lagi membawa surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Hal ini diharapkan dapat memotong birokrasi dan semakin mempermudah pasien JKN-KIS untuk dapat mengakses layanan cuci darah. Pasien tak repot lagi mengurus surat rujukan dari FKTP yang harus diperpanjang setiap 3 (tiga) bulan sekali.

Semua layanan tadi tentu bisa berjalan maksimal kalau didukung oleh fasilitas kesehatan. Oleh sebab itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris menekankan pentingnya kerjasama antarinstansi terkait dalam mewujudkan kualitas layanan medis yang prima untuk peserta jkn-kis.

"Kami harap, dengan pengembangan yang dilakukan ini, juga didukung oleh rumah sakit. Sehingga hal-hal yang selama ini menjadi keluhan peserta khususnya terkait keterbukaan informasi dapat segera teratasi. Kami mendorong rumah sakit lain dalam waktu dekat dapat menerapkan hal serupa. RSMS Purwokerto dapat menjadi role model penerapan komitmen peningkatan mutu dan kualitas layanan," kata Fachmi.

Sementara itu, Plt. Direktur RSMS Purwokerto, Yunita Dyah Suminar menjelaskan RSMS Purwokerto telah mengimplementasikan layanan terbaik untuk peserta jkn-kis. Sistem antrean online misalnya sudah dijalankan sejak tahun 2016 untuk menghindari antrean panjang pendaftaran pasien rawat jalan.

Plt. Direktur RSMS Purwokerto, Yunita Dyah Suminar, memakai baju biru, menjelaskan RSMS Purwokerto telah mengimplementasikan teknologi digital dalam pelayanan di rumah sakit (sumber: dokumentasi BPJS Kesehatan)
Plt. Direktur RSMS Purwokerto, Yunita Dyah Suminar, memakai baju biru, menjelaskan RSMS Purwokerto telah mengimplementasikan teknologi digital dalam pelayanan di rumah sakit (sumber: dokumentasi BPJS Kesehatan)
Hal ini jelas perlu dilakukan. Sebab, dalam sehari RSMS Purwokerto biasa melayani sekitar 750-900 pasien rawat jalan dari berbagai wilayah seperti Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Kebumen. Bahkan banyak juga pasien dari Jateng bagian barat seperti Pemalang, Tegal, dan Brebes serta wilayah perbatasan Jawa Barat, seperti Banjar dan Ciamis.

"Kami sangat terbuka dengan inovasi yang tujuannya untuk kemudahan serta peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien khususnya peserta JKN-KIS," ujar Yunita.

Penggunaan teknologi digital dalam mengurus administrasi peserta JKN-KIS memang sesuai tuntutan zaman. Biarpun sifatnya masih rintisan, boleh jadi, pada masa depan, teknologi tersebut akan menjadi andalan BPJS Kesehatan dalam menjangkau dan melayani para pesertanya.

Dengan semakin baiknya kualitas layanan yang diberikan, tingkat kepuasan peserta akan bertambah, sehingga akan ada lebih banyak orang yang tertolong secara medis berkat adanya layanan ini.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun