Suatu hari, pada tahun 2022, sebuah "lubang waktu" tiba-tiba muncul di langit. Dari lubang itu keluar Rev-9. Rev-9 adalah Terminator versi terbaru yang jauh-jauh datang dari masa depan untuk menuntaskan satu misi: menghabisi nyawa Dani Ramos.Â
Alasannya? Karena pada masa depan, Ramos adalah ancaman terbesar bagi para Terminator untuk menguasai dunia!
Itu adalah satu adegan dalam film Terminator: Dark Fate yang tayang pada pekan ini. Sekilas film yang disutradarai Tim Miller ini mempunyai cerita yang mirip dengan sekuel sebelumnya: pertempuran antara manusia dan robot yang kerap diwarnai aksi kejar-kejaran, hujan peluru, hingga pertumpahan darah.
Singkatnya, film ini mampu menyuguhkan tonton yang menarik, sekaligus memantik "nostalgia" dengan tokoh-tokoh legendaris di film Terminator terdahulu, seperti Linda Hamilton dan Arnold Schwarzenegger.
Di dalam film, sosok Terminator adalah simbol kehancuran umat manusia. Ia tercipta akibat sebuah kelalaian. Awalnya ia bernama Skynet. Ia sengaja diciptakan sebagai mesin perang yang dilengkapi kecerdasan buatan. Ia dapat memproses informasi dengan cepat, menuruti perintah yang diberikan kepadanya, dan melancarkan serangan jarak jauh.
Seiring berjalannya waktu, Skynet bertambah cerdas. Ia mulai membantah perintah orang yang sudah menciptakannya. Baginya, tidak boleh ada lagi yang mengaturnya. Ia ingin menjadi independen sepenuhnya tanpa tunduk pada kuasa siapapun.
Skynet kemudian memandang manusia sebagai "ancaman". Dari yang tadinya "teman", ia pun berubah menjadi "musuh" bagi manusia. Sejak saat itu, "babak baru" peperangan antara Terminator dan manusia pun dimulai!
Biarpun di film digambarkan sebagai tokoh fiksi, sosok Terminator sejatinya bisa dijumpai di dunia nyata. Dalam investasi saham, misalnya, sosok ini bisa mewujud dalam bentuk "waktu". Disebut demikian karena di mata investor, waktu bisa dipandang sebagai "sahabat", bisa pula dilihat sebagai "musuh".
Semua bergantung pada pilihan saham yang dibeli. Kalau investor membeli saham dari perusahaan yang bagus, waktu bisa menjadi "teman" yang menawarkan banyak sekali keuntungan. Sebab, semakin lama saham tersebut disimpan, semakin banyak keuntungan yang bisa dipetik.
Sementara, waktu bisa menjelma "musuh" jika investor terus mempertahankan saham dari perusahaan yang buruk. Ibarat Terminator, apabila disimpan dalam jangka panjang, saham jenis ini bisa memorak-porandakan portofolio investor. Sifatnya begitu merusak dan merugikan.
Agar waktu menjadi "sahabat", investor mesti belajar menyeleksi saham secara cermat. Sebab, tidak semua saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia layak dikoleksi.