Lebih lagi, harga saham keduanya, terutama HMSP, telah mengalami penurunan sejak Mei akibat kebijakan manajemen Bursa Efek Indonesia yang menyesuaikan pembobotan untuk saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ45. Dengan sederet alasan tadi, jangan heran kalau kemudian investor "berlomba" menjualnya!
Pada hari itu, teman-teman saya yang memegang HMSP merasa gamang. Dengan penurunan sedalam itu, butuh waktu yang sangat lama agar harga sahamnya kembali ke posisi sebelumnya.
Ada teman saya yang memutuskan melakukan cutloss beberapa hari setelah harganya rebound. Ada pula yang masih bertahan seraya berharap "keajaiban" akan terjadi pada masa depan.
Beberapa minggu kemudian, guncangan yang hebat terjadi lagi di Bursa Efek Indonesia. Sepertinya "luka lama" belum menutup sepenuhnya, kini luka tadi dirajam oleh serangan baru!.
Serangan tersebut tak lain tak bukan ialah aksi demostrasi yang terjadi pada tanggal 24 September kemarin! Aksi demostrasi yang diikuti mahasiswa dari berbagai penjuru negeri itu bikin investor ketar-ketir.
Bayangan kerusuhan tahun 1998 menyeruak mengingat banyak mahasiswa yang terlibat dalam demo tadi. Akibatnya tentu sudah bisa ditebak. Dana miliyaran hingga triliyunan rupiah mengalir keluar pasar saham.
IHSG "merana" setelah jatuh lebih 1,11%! Lagi-lagi portofolio saham saya memerah semua.
Pengalaman itu memberikan saya beberapa pelajaran yang berharga. Di antaranya ialah tetap bersikap tenang dalam situasi krisis. Saat saham-saham saya anjlok karena investor lain kompak melegonya, saya hanya bisa duduk menghela napas panjang.
Saya tidak ikut terbawa suasana. Saya tidak serta-merta melepas saham saya karena orang lain melakukan hal itu. Meskipun pada hari itu, saham saya anjlok 8%, saya hanya diam mengamati situasi.
Alih-alih melakukan cutloss, yang terpikir oleh saya ialah saya akan menyerok saham tadi andaikan harganya jatuh lebih dalam lagi! Saya berani membeli saham yang sedang jatuh begitu karena saya tahu itu adalah saham yang bagus. Penurunan harga boleh diartikan sebagai "kesempatan" untuk membeli lebih banyak.