Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cyberjek, Sang Penantang "Decacorn"

28 Agustus 2019   09:01 Diperbarui: 28 Agustus 2019   09:12 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cyberjek (sumber: https://cyberthreat.id/gbr_artikel/cyberjek.jpg)

Baru-baru ini, industri transportasi online menyambut satu anggota baru. Namanya Cyberjek. Aplikasi yang dikelola PT Margonda Transportasi ini secara resmi diluncurkan pada tanggal 26 Agustus kemarin. 

Meskipun masih tergolong muda, Cyberjek disebut-sebut akan menjadi "penantang" Gojek dan Grab, dua perusahaan ternama yang sudah menyandang status "decacorn".

Sekilas layanan yang ditawarkan Cyberjek mirip dengan layanan yang disediakan "saudara tua"-nya itu. Ada layanan CyberRide, CyberCab, CyberFood, dan CyberSend. 

Meski begitu, manajemen Cyberjek memberi beberapa "nilai tambah" yang membuatnya berbeda dari aplikasi sejenis. Contohnya, dengan menggunakan Cyberjek, konsumen bisa melakukan tawar-menawar tarif. Keunggulan lain yang didapat mitra Cyberjek ialah tabungan pendidikan, asuransi, hingga cicilan servis kendaraan.

Kehadiran Cyberjek tentu menambah ketat persaingan transportasi online. Saat ini, industri transportasi online di Indonesia hanya dikuasai oleh Gojek dan Grab. Beberapa perusahaan sejenis dulu sempat muncul untuk "menggoyang" dominasi keduanya.

Sebut saja Uber yang beberapa tahun lalu pernah mengaspal di Indonesia. Pada waktu itu, Uber sudah mempunyai banyak mitra. Dari segi pendanaan, Uber sebetulnya tergolong kuat karena induk usahanya mempunyai modal yang besar. 

Teknologi? Jangan ditanya, sebab programmer yang bekerja di balik aplikasi Uber adalah programmer terbaik di bidangnya.

Uber Indonesia (sumber: https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/uber-motor_20170228_211041.jpg)
Uber Indonesia (sumber: https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/uber-motor_20170228_211041.jpg)
Dengan keunggulan demikian, seharusnya Uber mampu bersaing dengan perusahaan lain. Namun, karena satu dan lain hal, ternyata Uber sulit bertahan, hingga akhirnya memutuskan hengkang dari pasar Indonesia.

Peristiwa itu sekaligus mengindikasikan bahwa persaingan antarperusahaan transportasi online berlangsung begitu "keras" dan "kejam". Uber yang mempunyai sumber daya yang berlimpah saja bisa terpental dari persaingan, apalagi perusahaan sejenis yang belum tentu kuat permodalannya.

Dalam menjalankan suatu bisnis, permodalan memang penting. Tanpa modal yang kokoh, jangan harap perusahaan bisa bertumbuh dengan cepat dan baik. 

Makanya, agar bisa bersaing dengan perusahaan lain yang sudah mapan, Cyberjek tentu memerlukan modal yang besar. Modal tadi dipakai untuk menjalankan operasional, mengembangkan aplikasi, melakukan ekspansi, menggencarkan promosi, dan menarik pelanggan.

Selain modal, strategi bisnis yang dijalankan juga penting. Percuma memiliki modal yang kuat, tetapi strategi yang dilaksanakan kurang tokcer. Bisa-bisa modal yang tersedia ludes karena manajemen salah menerapkan strategi untuk memenangkan pasar.

Saya belum tahu strategi apa yang akan dipakai oleh manajemen Cyberjek untuk merebut hati konsumen. Boleh jadi, manajemen Cyberjek akan menggunakan strategi yang sudah dipakai oleh Gojek dan Grab selama ini. Yakni strategi "bakar duit". Strategi ini dinilai ampuh karena bisa langsung menggaet pelanggan dalam waktu singkat.

Saya pribadi kurang begitu suka dengan strategi tersebut karena hanya efektif untuk jangka pendek. Strategi ini cuma cocok dipakai untuk promosi perusahaan, bukan untuk seterusnya. 

Sebab, kalau terus-menerus mengandalkan strategi tersebut untuk mendongkrak penjualan, perusahaan akan kehabisan "napas" dalam beberapa tahun ke depan. Saat modal sudah semakin tipis, perusahaan tentu sulit bertahan, hingga ujung-ujungnya "tumbang" menyusul perusahaan lainnya.

Agar bisa berkembang, manajemen Cyberjek tentu perlu memikirkan strategi yang sifatnya jangka panjang. Akuisisi bisa menjadi pilihan. Perusahaan-perusahaan transportasi online yang sudah mapan secara modal kini lebih banyak membeli perusahaan lain untuk meningkatkan arus pendapatan, alih-alih menciptakan terobosan baru.

Sebut saja Gojek yang pada tahun 2018 lalu mengakuisisi perusahaan pembayaran Midtrans, Mapan dan Kartuku. Akuisisi itu dilakukan untuk memperkuat fitur Gopay, sehingga kini mayoritas pembayaran via Gopay bisa dilakukan dengan cepat dan mudah.

Dengan melakukan pembelian tersebut, manajemen Gojek sepertinya berencana menjadikan aplikasi Gojek sebagai "one stop solution". Semua keperluan tersedia di Gojek, seperti memesan transportasi, mengirim barang, membaca berita, hingga menyalurkan donasi.

Secara jangka panjang, hal itu akan memberikan aliran pemasukan bagi Gojek. Dengan mempunyai lebih dari satu pemasukan, keuangan perusahaan akan aman. 

Sebab, andaikan bisnis transportasi yang dikelolanya suatu saat lesu, Gojek masih bisa mengandalkan profit dari Gopay. Hal ini menjadi semacam diversifikasi usaha.

Untuk sampai pada titik itu, jelas penjalanan yang ditempuh Cyberjek masih sangat jauh. Cyberjek mesti melewati serangkaian "ujian" agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan sejenis. 

Makanya, saya belum berani memprediksi "nasib" yang dialami oleh Cyberjek. Saya hanya berharap kemunculan Cyberjek bisa memberi berkat buat semua orang baik untuk para mitra maupun konsumennya.

Salam.

Adica Wirawan

Referensi:

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4682787/4-fakta-cyberjek-pesaing-baru-gojek-dan-grab

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180124185554-185-271365/cerita-di-balik-gojek-dan-grab-akuisisi-perusahaan-fintech

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun