Meski berkata sudah "legawa" melepas saham ANTM, nyatanya, teman saya masih suka memantau pergerakan harganya di bursa.Â
Pada saat itulah, serakah-nya "kumat". Sebab, setelah ia lepas, tahu-tahu harga saham ANTM kemudian melejit lebih tinggi lagi hingga menyentuh harga Rp 960/lembar. Ia mungkin menyesal melego sahamnya terlalu dini. Andaikan terus menggenggam saham tadi lebih lama, tentu ia bisa menuai untung 16% lebih!
Pasalnya, beberapa hari kemudian, harga sahamnya anjlok ke harga Rp 860-an dan ia berpotensi menanggung kerugian hampir 10%! Alih-alih melakukan cutloss, ia terus bertahan. Dengan sabar, ia menunggu harganya kembali ke posisi beli.
Teman saya cukup beruntung. Beberapa minggu kemudian, saham ANTM kembali naik harganya. Ia pun bisa lepas dari "bayang-bayang" kerugian.Â
Setelah menjual sahamnya, ia kini benar-benar ikhlas. Biarpun sekarang dihargai Rp 1.035-an/lembar, ia enggan membelinya lagi.
Analisis Teknikal
Saham-saham komoditas, seperti ANTM dan MDKA, sulit ditelisik lewat analisis fundamental. Sebab, pergerakan harganya senantiasa mengikuti harga komoditas yang dihasilkannya.Â
Makanya, meskipun saham ANTM sudah termasuk mahal karena Price Earning Ratio-nya sudah 35 kali, harganya masih bisa meroket mengikuti kenaikan harga emas.
Analisis fundamental hanya dipakai untuk memeriksa "kesehatan" dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk saham-saham jenis ini, saya biasanya mencermati rasio utang, pendapatan, dan arus kasnya. Setidaknya ketiga hal tadi mesti positif. Bagi saya, kondisi keuangan yang sehat adalah "benteng" yang tangguh kalau-kalau suatu saat terjadi krisis.
Analisis yang tepat dipakai ialah analisis teknikal. Analisis ini menggunakan beberapa indikator untuk membaca tren suatu saham.Â
Beberapa indikator itu, di antaranya, adalah MACD, bollinger bands, dan RSI. Karena tidak terbiasa memakai analisis teknikal dalam menilai suatu saham, saya tidak bisa menjelaskan lebih banyak soal analisis ini. Informasi tentang analisis teknikal bisa ditemukan di buku-buku atau di internet.