Pada kuartal 2 tahun 2019, HMSP menyimpan kas sebesar 11,2 triliiun rupiah. Sementara, dari tahun 2015-2018, arus kasnya bertumbuh dari 811 miliiar, 14 triliiun, 15 triliiun, dan 20 triliiun rupiah!
Hal itu dinilai berpengaruh pada valuasi HMSP yang menjadi salah satu "penghuni" indeks tersebut. Kalau bobotnya susut, jangan heran, harga HMSP pun turun di bursa.
Arus kas yang kuat tak hanya bisa ditemukan di saham bluechip, seperti HMSP, tetapi juga saham-saham second liner. Di bursa saham, saya sempat menemukan saham-saham yang berkapitalisasi kecil, tetapi mempunyai pertumbuhan arus kas yang baik dari waktu ke waktu.
Meskipun ada banyak yang meragukan kualitasnya, bukan berarti saham-saham jenis ini mesti dijauhi. Sebab, kalau disokong oleh arus kas yang kuat, bukan mustahil, saham-saham ini bisa bertumbuh menjadi "jawara" baru di bursa pada masa depan.
Kalau sapi yang sehat dinilai dari fisiknya, saham yang sehat dapat ditimbang dari kondisi arus kasnya. Semakin kuat arus kas yang dimiliki, semakin kokoh pula perusahaan itu dalam menghadapi berbagai situasi.
Jadi, selain neraca dan laporan laba-rugi, laporan arus kas juga layak ditelisik supaya investor bisa memilih saham yang unggul dan sehat, yang bisa memberi untung berlipat-lipat.
Salam.
Adica Wirawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H