Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ketika Buffett Ingin Membeli "Gajah"

7 Agustus 2019   09:01 Diperbarui: 8 Agustus 2019   10:25 2868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pernyataannya baru-baru ini, Warren Buffett menyampaikan bahwa Berskhire Hathaway, perusahaan investasi yang dinahkodainya, telah menyimpan uang tunai sebesar 122 miliyar USD atau setara 1.700-an triliun rupiah dari hasil penjualan sejumlah saham yang dimilikinya.

Para investor mengaku kecewa atas tindakan Buffett tersebut. Alih-alih "memperkerjakan" kembali dana tadi, Buffett malah memilih "menidurkan"-nya di rekening. Ia dianggap telah menyia-nyiakan waktu dan membuang kesempatan untuk melipatgandakan kekayaannya.

Meski begitu, seperti biasa, Buffett punya pandangan tersendiri atas keputusannya tersebut. Tindakan yang diambil Buffett sejatinya bisa bermakna beberapa hal. 

Yang pertama, Amerika Serikat (AS) terindikasi memasuki masa resesi yang hebat. Perang dagang antara AS dan Tiongkok yang berkepanjang boleh jadi menyumbang andil terbesar atas terjadinya resesi tersebut.

Hal itu akhirnya menyebabkan bursa saham di sejumlah negara mengalami "gempa" yang hebat. Tak terkecuali bursa saham di Indonesia. Buktinya, sewaktu tulisan ini dibuat, sudah dua hari beruntun, saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia berguguran.

Yang paling parah terjadi pada hari Senin lalu (5 Agustus 2019) ketika IHSG anjlok sampai 2% lebih! Kondisi pasar pada waktu itu seperti "terbakar". Orang-orang panik mengobral sahamnya. "Zona merah" menghiasi lantai bursa. Mayoritas saham, termasuk yang saya pegang, pun terkena imbasnya.

Saya membayangkan, kalau di tanah air saja, krisis yang terjadi sudah sedemikian hebat, apalagi yang berlangsung di Negeri Paman Sam sana! Bisa-bisa situasinya lebih mencekam dari film horor manapun!

Dalam kondisi demikian, jangan heran, kalau Buffett menyimpan lebih banyak uangnya di bank, alih-alih menginvestasikannya. Ia sadar, dalam keadaan darurat, uang tunai ialah raja! Baginya, terlalu berisiko menanam modal di tengah pasar yang sedang diaduk-aduk "badai resesi".

Yang kedua, andaikan benar bahwa beberapa bulan ke depan, pasar saham akan hancur-hancuran, Buffett masih mempunyai uang untuk membeli saham. Lagi-lagi, ia menerapkan strategi kontrarian. Sewaktu orang lain lari tunggang langgang meninggalkan bursa, Buffett justru nekat masuk membeli banyak saham yang sedang didiskon.

Be greedy when the others are fearful, and be fear when the others are greedy!

Buffett sadar bahwa krisis memberinya sebuah kesempatan emas. Dalam kondisi krisis, ia bisa meraup banyak saham perusahaan bagus yang dijual murah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun