Jurus ini dipakai hanya ketika kita sudah menemukan sebuah saham yang bagus. Jangan sampai kita salah memilih saham. Sebab, kalau kita menukar saham lama dengan saham baru, tetapi saham baru justru "minus" capital gain, bisa jadi, kerugian yang ditanggung akan berkali-kali lipat.
Melakukan Cut Loss
Jurus ini biasanya populer di kalangan trader. Sebab, para trader biasanya punya toleransi kerugian yang ditanggung.
Mereka paham bahwa berinvestasi saham itu berisiko. Investasi saham dapat menghasilkan keuntungan dengan cepat, bisa pula menyapu keuntungan tadi dalam sekejap! Jadi, bagi trader yang doyan jual-beli saham dalam jangka waktu pendek, aturan cut loss sangat penting.
Umumnya toleransi kerugian yang dipatok ialah 5-10%. Saat harga saham yang dimiliki turun hingga 4%, misalnya, sebuah "alarm" akan mulai berbunyi, dan trader yang bersangkutan akan mempertimbangkan melakukan cut loss.
Mereka sadar bahwa kalau tidak ada yang bisa memperkirakan seberapa dalam penurunan harganya. Jadi, daripada menderita kerugian yang besar akibat telat cut loss, lebih baik mereka langsung melepas saham tadi begitu harganya sudah masuk "zona merah"!
"Saham nyangkut" sejatinya jangan dianggap sebagai bencana. Sebab, di tangan yang terampil, saham tadi bisa "dipoles", hingga nilainya bisa ditingkatkan lebih tinggi daripada sebelumnya.
Dengan melaksanakan 3 jurus di atas, investor melatih keterampilan dalam mengelola "saham nyangkut". Andaikan dikelola dengan baik, kerugian yang ditanggung saat ini bisa saja berubah menjadi keuntungan pada kemudian hari.
Salam.
Adica Wirawan, founder of Gerairasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H