Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

"Midnight Sale" Juga Berlangsung di Bursa Saham?

27 Mei 2019   09:01 Diperbarui: 27 Mei 2019   18:38 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2019 resmi dimulai sejak 24 Mei kemarin. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pagelaran ini senantiasa ditunggu-tunggu oleh warga Jakarta dan sekitarnya.

Dengan diikuti sedikitnya 27 mall, ada berbagai jenis produk yang ditawarkan di dalam festival ini, seperti pakaian, sepatu, dan elektronik. Mayoritas produk tadi dijajakan dengan harga murah. Jadi, asalkan bisa memilih dengan cermat, kita bisa memperoleh barang bagus dengan harga hemat.

Transaksi yang dilakukan sepanjang festival ini diprediksi akan meningkat dibanding tahun lalu. Maklum, festival ini diselenggarakan berbarengan dengan "Musim THR". 

Dengan cairnya uang THR, tentu orang-orang bakal tertarik "berburu" barang untuk keperluan Lebaran. Penjualan jadi tambah "bergairah", dan hal itu tentu akan membawa berkah untuk para pedagang. Pada tahun ini, para pedagang sepertinya akan melewatkan Lebaran dengan rezeki yang berlimpah.

Pesta diskon demikian sejatinya tak hanya terjadi di FJGS. Di pasar lain pun sedang berlangsung pagelaran serupa. Hanya, produk yang diperdagangkan memang beda dengan lainnya. Produk yang satu ini tidak bisa dipakai atau dimakan. 

Biarpun begitu, ia punya nilai yang besar, apalagi kalau disimpan untuk jangka panjang. Ia tak lain dan tak bukan adalah saham alias surat kepemilikan perusahaan.

Sejak awal Mei ini, investor memang sedang "mengobral" sahamnya besar-besaran. Buktinya, selama dua minggu kemarin, IHSG anjlok menyentuh angka 5.800-an. 

Pergerakan IHSG sepanjang Bulan Mei (sumber: dok. Adica)
Pergerakan IHSG sepanjang Bulan Mei (sumber: dok. Adica)
Penurunan tadi terjadi bukannya tanpa sebab. Ada beberapa sebab yang bikin IHSG loyo. Satu di antaranya adalah soal ketidakpastian politik di tanah air.

Penolakan hasil Pemilu yang dilakukan oleh salah satu kubu dan demostrasi yang berlangsung di Ibukota kemarin sempat membikin "gerah" para investor. Investor jadi waswas terhadap situasi di Indonesia, takut kalau-kalau terjadi sesuatu yang buruk, yang akhirnya berdampak negatif pada perekonomian.

Sentimen lain yang ikut "menggoyang" bursa saham tanah air adalah terjadinya "sindrom" Sale in May and Go Away. "Sindrom" ini memang sering jadi "tradisi tahunan" di berbagai bursa saham, termasuk di Bursa Efek Indonesia. Makanya, pada Bulan Mei, ada banyak investor yang melepas sahamnya untuk merealisasikan keuntungan dan membawa pulang dividen yang sudah didapatnya.

Sentimen berikutnya yang tak kalah menarik perhatian adalah soal perang dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok. Kebijakan peningkatan tarif impor dari masing-masing negara telah menyebabkan ekonomi global menjadi limbung. Sejumlah perusahaan terkena imbasnya.

Sebut saja Huawei, yang diputus kerja samanya dengan beberapa perusahaan teknologi dari "Negeri Om Sam", macam Google dan Microsoft. Hal itu terjadi setelah Presiden Trump memasukkan perusahaan teknologi asal Tiongkok itu ke dalam "daftar hitam" perusahaan yang mesti dijauhi karena diduga telah melanggar sejumlah ketentuan. Hal itu jelas merupakan "persekusi" bagi Huawei. Dengan tiadanya dukungan dari perusahaan lain, kinerjanya bisa terganggu.

Semua sentimen tadi akhirnya memaksa investor untuk "melego" sahamnya dengan harga berapapun. Mayoritas saham, termasuk yang saya pegang, "kompak" turun harganya. Minggu kemarin barangkali adalah "masa kelam" bagi investor jangka panjang. Namun, kegelapan itu pelan-pelan berlalu. Setelah kondisi kembali aman, tingkat kepercayaan investor perlahan-lahan pulih. Saham yang tadinya "dicampakkan" akhirnya dikoleksi lagi.

Momen ini tentu mirip dengan Festival Jakarta Great Sale yang sedang berlangsung. Makanya, bagi investor yang sadar nilai, inilah waktunya untuk mereguk keuntungan. Inilah saatnya untuk membeli saham berkualitas bagus dengan harga murah.

Kalau produk-produk yang ditawarkan di FJGS bisa dibeli secara kredit, investor bisa mulai masuk ke pasar dengan cara yang sama. Investor dapat mencicil saham sedikit demi sedikit. Strategi ini dinilai jauh lebih aman daripada beli saham sekaligus. Risiko bisa dikurangi andaikan investor memborong saham pada waktu yang keliru.

Jadi, saya kira, inilah waktunya untuk berbelanja saham. Dalam situasi pasar demikian, investor bisa mulai mengoleksi saham berkualitas dengan harga yang sudah didiskon. Dengan demikian, setelah pasar telah pulih, investor dapat memetik keuntungan yang besar. Selamat berbelanja saham!

Salam hangat.

Adica Wirawan, founder of Gerairasa

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun