Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Agar Harga Saham Cepat "Melambung" seperti Permintaan VPN

24 Mei 2019   09:01 Diperbarui: 24 Mei 2019   13:31 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kemarin, layanan Whatsapp, Instagram, dan Facebook kompak "limbung". Ketiga media tadi sulit diakses, dan sampai tulisan ini dibuat pun, semuanya masih belum berfungsi normal. 

Penyebab peristiwa tersebut ternyata bukan karena server-nya down, melainkan karena layanan ketiganya sengaja dinonaktifkan untuk mencegah penyebaran "kabar angin" yang bisa menyulut emosi masyarakat.

Hal itu tentu bisa dimaklumi. Sebab, sudah beberapa hari belakangan, situasi di Ibu kota sedang "panas" akibat aksi unjuk rasa. Alih-alih berjalan damai, aksi unjuk rasa itu justru berujung keributan. 

Pasalnya, jelang berakhirnya unjuk rasa, sejumlah oknum yang tidak dikenal menyerang petugas dengan lemparan batu dan tembakan kembang api. Kerusuhan pun sulit dihindari dan hal itu jelas menciptakan kekacauan, kekhawatiran, dan ketakutan.

Agar kemarahan tadi tidak menyebar luas, pemerintah kemudian mengambil langkah pencegahan dengan "memadamkan" layanan media sosial tadi untuk sementara waktu. Kebijakan itu diharapkan dapat meredam peredaran berita-berita hoax yang bisa memancing emosi.

Bagi para warganet, hal itu tentu menimbulkan "kekisruhan" tersendiri. Kalau sebelumnya mereka dapat berbagi foto di instastory atau berkomunikasi dengan mudah, akibat kebijakan tadi, kegiatan mereka jadi tergannggu. Di mata mereka, tanpa terhubung dengan media sosial, dunia bisa terasa "hampa", seperti lagunya Ari Lasso.

Meski begitu, bukan berarti tidak ada jalan lain yang bisa diambil untuk terus bermedsos. Kini tersedia layanan Virtual Private Network (VPN), memungkinkan warganet mengakses media sosial yang sedang diblokir. Di internet ada beberapa aplikasi yang menyediakan layanan VPN secara gratis atau berbayar.

Hal itu sontak meningkatkan permintaan atas layanan VPN di sejumlah aplikasi. Para pengelola aplikasi pun "kebanjiran" pengunjung dan itu tentu mendatangkan "pundi-pundi rezeki" bagi mereka.

Dengan begitu banyaknya permintaan tadi, boleh jadi, layanan PVN yang ditawarkan bisa dibanderol dengan harga tinggi. Pasalnya, orang-orang bersedia bayar mahal asalkan bisa mendapat layanan akses yang prima untuk bermedsos ria! "Musibah" yang melanda satu pihak ternyata bisa mendatangkan "berkah" bagi pihak lain!

Faktor yang Melambungkan Kenaikan Harga Saham

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun