Ibarat kelahiran seorang anak, kemunculan produk baru tentu perlu disambut dengan sukacita. Sebab, bagi sebuah perusahaan, dirilisnya produk tadi bisa berarti banyak hal. Ia dapat menjadi bukti dari inovasi yang terus dilakukan, sekaligus "kunci" yang mampu membuka pintu gerbang kesuksesan.
Hal itulah yang dilakukan oleh Casio sewaktu merilis G-Shock X Carbon pada 4 April di Jakarta. Berbeda dengan "saudara tua"-nya, produk jam tersebut menggunakan karbon, yang notabenenya merupakan bahan untuk pembuatan pesawat ruang angkasa.
Pilihan bahan karbon bukannya tanpa alasan. Hirokazu Satoh, Chief of Casio Singapore Pte., Ltd., menjelaskan bahwa bahan karbon dipakai karena perusahaan ingin menawarkan sebuah produk jam yang tangguh. Sebab, bahan karbon memang dikenal "tahan banting".
Hal itu tentu bukan sekadar "pepesan kosong". Sewaktu saya menghadiri peluncuran produk G-Shock beberapa waktu yang lalu, saya sempat melihat sebuah papan hitam yang diletakkan di sebuah anak tangga. Papan itu sangat tipis. Ukurannya pun kecil sekitar 60x30 cm.
Namun, saat orang-orang mencoba menginjaknya, papan tadi tidak patah atau hancur. Belakangan, saya tahu, bahwa papan tadi terbuat dari bahan karbon. Biarpun setipis triplex, ternyata papan tadi sanggup menahan beban berat tanpa mengalami kerusakan.
Dengan menggunakan bahan karbon, boleh jadi, jam G-Shock mampu bertahan dari segala macam benturan. Makanya, jam ini cocok bagi mereka yang menyukai tantangan atau senang melakukan traveling.
Satu di antaranya adalah Denny Sumargo. Sebagai orang yang senang berpetualang, pemain basket sekaligus aktor tersebut mengaku senang menggunakan G-Shock. "Jam ini lebih ringan dan lebih tipis dibandingkan dengan G-Shock saya yang lainnya. Saya suka dengan desain barunya dan tidak sabar untuk mencoba mengganti tali jamnya supaya bisa disesuaikan dengan baju hari itu," katanya.
Varian Produk G-Shock X Carbon
G-Shock X Carbon mempunyai empat macam varian. Pertama adalah GG-B100. Varian ini dirancang untuk menghadapi situasi yang "menantang". Sebab, ia menggunakan struktur baru yang tahan debu dan lumpur. Filter yang disisipkan di antara cangkang dan tombol akan menghalangi masuknya kotoran.
Selain itu, GG-B100 juga mempunyai sensor quad: empat sensor yang mendeteksi arah kompas, mengenali tekanan di atmosfer, mengukur suhu udara, dan memiliki akselerator untuk menghitung jumlah langkah. Jadi, biarpun termasuk jam analog, ia memiliki fitur yang sama dengan jam digital karena dapat dihubungkan dengan smartphone.
Kedua adalah GA-2000. Varian ini menggunakan teknologi carbon core guard yang cangkang resinnya diperkuat serat karbon dan dikombinasikan dengan tombol baja yang besar dan cangkang belakang yang tipis. Tali jam tangan ini pun dapat diganti dengan mudah. Warnanya pun bisa dipilih sesuai selera.
Keempat adalah GST-B200. Cangkang GST-B200 terbuat dari resin yang mengikat serat karbon. Bahan itu melindungi jam dari guncangan. Selain itu, penutup belakang ganda mengamankan cangkang belakang dari benturan. Cangkang kecil model dasar yang dipakai GST-B100 memberi kenyamanan bagi pemakainya walaupun varian ini terlihat lebih besar.
Seperti produk Jepang pada umumnya yang dibuat dengan prinsip kaizen, G-Shock X Carbon telah melewati banyak sekali uji coba. Makanya, jangan heran, produk yang sudah dirilis pun sudah diproses secara optimal, sehingga minim sekali cacat. Harga yang dibanderol untuk G-Shock X Carbon juga berbeda-beda. GWR-B1000 akan dilepas dengan kisaran harga Rp16.949.000; GG-B1000 dengan harga Rp5.749.000; dan GST-B200 dengan harga Rp4.949.000. Semua jam tersebut bisa didapat di toko-toko resmi Casio.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H