Biarpun terkesan meningkat harganya, biasanya ini "jebakan". Investor yang belum berpengalaman bisa terpancing membelinya, dan kalau itu sampai terjadi, saham yang diboyongnya dapat nyangkut. Kondisi volume kecil, tetapi harga terus naik umumnya terjadi pada "saham receh" alias small cap.
Empat, volume kecil, harga turun. Hal ini biasanya dijumpai pada situasi down trend. Setelah naik besar-besar dalam dua-tiga hari, pada hari berikutnya, harga saham biasanya akan turun. Penurunannya tidak dalam. Sebab, itu tidak dibarengi oleh volume yang besar. Dalam situasi ini, pasar sedang melakukan "koreksi" harga.
Oleh karena hanya berfokus pada volume dan harga, swing trader jarang memerhatikan aspek fundamental suatu saham. Mereka enggan menyelidiki Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan rasio lain sebelum membeli saham.
Makanya, boleh dibilang, kesetiaan swing trader hanya diukur dari besaran volume dan kenaikan harga. Kalau sebuah saham memenuhi syarat volumenya besar dan harganya naik, mereka akan beli. Sebaliknya, kalau kriteria tadi belum lengkap, mereka akan cari saham lain. Seperti swing voter dalam pemilu, swing trader dalam dunia saham ternyata memang senang "berpindah hati".
Salam.
Adica Wirawan, founder of Gerairasa
Referensi: 1, 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H