Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mengintip "Kehidupan Baru" Setelah Mati Suri dalam Film "Homestay"

2 April 2019   10:09 Diperbarui: 2 April 2019   10:12 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Homestay (sumber: https://images.summitmedia-digital.com

Kedekatan antara Min dan Pi akhirnya melahirkan rasa cinta. Mereka yang tadinya hanya teman belajar kemudian menjadi sepasang kekasih. Mungkinkah hubungan asmara khas remaja tersebut menyebabkan Min bunuh diri pada waktu sebelumnya? Silakan temukan jawaban selengkapnya dengan menyaksikan sendiri film ini.


Nuansa Horor

Biarpun tidak ada makhluk supranatural yang "bergentayangan", film Homestay cukup kental dengan nuansa horor. Betapa tidak! Film ini dibuka dengan adegan di kamar jenazah yang memperlihatkan sosok Min yang berjalan tertatih dan bernapas terengah layaknya zombie setelah ia bangkit dari kematian. Suasana gelap mencekam yang menyelimuti adegan tersebut seolah memancing persepsi awal penonton bahwasanya Homestay ialah film bergenre horor!

Hal itu tentu bisa dimaklumi. Pasalnya, Homestay lahir dari sentuhan sutradara Parkpoom Wongpoom. Parkpoom memang dikenal sebagai sutradara spesialis film-film horor Thailand. Sebut saja film Shutter, Alone dan Phobia, yang sempat menyita perhatian para penikmat film-film Thailand beberapa tahun lalu.

Film-film tadi tercipta berkat tangan dingin Parkpoom. Makanya, jangan heran, beberapa adegan memperlihatkan teknik jumpscare, yang umumnya banyak ditemui dalam film-film hantu.

Para pemeran dan sutradara film Homestay (sumber: dokumentasi Adica)
Para pemeran dan sutradara film Homestay (sumber: dokumentasi Adica)

Film berdurasi 132 menit ini sejatinya merupakan adaptasi dari novel bestseller Jepang karya Eto Mori. Butuh waktu satu dekade untuk Parkpoom akhirnya bisa mendapatkan lisensi dan izin mengadaptasi novel Eto Mori menjadi film Homestay.

Selain itu, film ini juga menunjukkan efek khusus yang canggih. Ada adegan yang memperlihatkan tokoh Min berjalan di dinding gedung, atau jam pasir yang terus menitik biarpun posisinya telah dibalik, atau butiran air yang melayang di udara. Semua itu memperlihatkan bahwasanya film ini telah memadukan teknologi CGI untuk menciptakan efek yang mampu "memanjakan" mata.

Hal itu sekaligus membuka "babak baru" dalam dunia perfilman Thailand. Dengan sejumlah visual efek yang mampu "membius" mata penonton demikian, film Homestay boleh jadi disebut sebagai "pelopor" untuk genre fantasi. Maka, ke depannya, boleh diharapkan akan muncul film-film lain yang mengusung genre demikian.

Kecanggihan visual efek tadi sesungguhnya hanya "bumbu" di dalam film. Ia bukan kekuatan utamanya. Kekuatan utama film Homestay tetap bertumpu pada cerita yang solid. Makanya, kekuatan tadi mampu memunculkan pesan moral tertentu. Seperti film-film Thailand lain, ada amanat yang bisa dibawa pulang oleh penonton selepas menyaksikan film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun