Menurut saya, film yang berkualitas adalah film yang sulit ditebak jalan ceritanya. Biasanya, dalam menyaksikan sebuah film, saya sudah bisa "menerawang" akhirnya, biarpun baru menikmati setengah atau tiga per empat dari film tersebut.
Sebut saja film-film Marvel. Jangankan setengah, baru menonton seperempat saja, saya sudah mengetahui ending-nya dengan jelas: karakter superhero akan menang melawan para penjahat, dan dunia yang porak-poranda akan kembali damai. Titik. Sesederhana itu.
Namun, ada film-film lain yang susah sekali diprediksi ujung ceritanya. Meskipun sejumlah penerawangan "berseliweran" di pikiran saya, tetap saja saya keliru. Tebakan saya meleset jauh, dan kegelisahan saya terhadap alur film seperti terus "dipermainkan" oleh jalinan adegan yang susah diterka.
Di antara beberapa film tadi, film Homestay yang saya saksikan bersama teman-teman dari Komik Kompasiana termasuk jenis ini. Saya sebetulnya tidak menaruh harapan besar untuk film ini. Saya tahu, kalau saya terlalu berharap, sementara realita yang terjadi justru di luar harapan tadi, rasa kecewa tentu akan muncul.
Makanya, saya biarkan saja diri saya "dihanyutkan" oleh kisah hidup Min, yang menjadi tokoh utama dalam film ini. Min, yang diperankan dengan apik oleh Teeradon Supapunpinyo atau Jammy James, adalah seorang siswa SMA, yang sempat mengalami mati suri. Kematiannya pun menyisakan misteri.
Oleh Dewa Penjaga, sesosok jiwa yang "antah berantah" asalnya kemudian diberi kesempatan memasuki tubuh Min. Ia bisa hidup kembali dalam raga Min asalkan ia dapat menemukan alasan Min melakukan bunuh diri sebelumnya.
Sesosok jiwa tadi diberi waktu selama 100 hari untuk menyelidiki penyebab kematian Min. Kalau lewat dari waktu yang ditentukan, dan ia gagal menemukan jawabannya, ia mesti kembali ke alam baka. Sementara, jika berhasil, ia bisa menjalani hidup baru sebagai Min.
Kehidupan Min sendiri memang penuh teka-teki. Seiring berjalannya cerita, kita mulai mengintip kehidupan pribadinya. Kita akan berkenalan dengan mamanya yang lembut dan penyayang, papanya yang berprofesi sebagai guru, dan saudara lelakinya, yang "berjarak" dengannya.
Sekilas, keluarga Min baik-baik saja. Tidak ada ribut-ribut. Tidak ada "drama" yang terlalu berlebihan. Tidak ada trigger (pemicu) yang bisa menyebabkannya bunuh diri. Makanya, sosok jiwa yang kini bersemayam di tubuh Min sempat limbung. Ia bingung menyelidiki penyebab kematiannya.
Kalau bukan dari keluarga, boleh jadi, penyebabnya berasal dari lingkungan pertemanan. Di sekolah Min ternyata punya kedekatan dengan Pi. Pi, yang diperankan oleh Cherprang Areekul BNK48, adalah tutornya. Pi tergolong siswa yang cerdas. Ia termasuk siswa terpilih untuk kejuaraan olimpiade.