Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Memetik "Pelajaran Investasi" dari Perjalanan Cinta Yuanita Christiani

12 Maret 2019   10:09 Diperbarui: 12 Maret 2019   18:58 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari "Pacar" Versus Mencari "Jodoh" dalam Investasi Saham

Pencarian jodoh yang dilakukan Yuanita mengingatkan saya pada gaya investasi saham tertentu. Keduanya memang mirip cara kerjanya. Hanya bedanya ialah cara seorang investor dalam memperlakukan sebuah saham.

Ada investor yang mirip dengan playboy. Ia senang bergonta-ganti saham selayaknya bergonta-ganti pacar. Kalau ia mendengar saham lain yang sedang uptrend alias berpotensi akan naik, ia bisa "mencampakkan" saham yang sedang dimiliknya, lalu langsung membeli saham yang potensial tadi.

Investor jenis ini sulit sekali "setia" memegang suatu saham sebagaimana ia susah menepati janji kepada pacarnya. Bahkan, kesetiaannya untuk menyimpan suatu saham bisa bersifat jangka pendek, dalam hitungan jam atau hari saja!

Jadi, pada hari ini, investor tadi "berpacaran" dengan saham A, besok dengan saham B, lusa dengan saham C. Seperti cuaca, seleranya sering berubah-ubah, tercermin pula pada berubah-ubahnya daftar saham yang pernah dikoleksinya.

Namun, apakah hal itu salah? Tidak juga. Asalkan punya dana lebih untuk biaya komisi dan pajak, investor yang bersangkutan bebas melakukannya. Hanya saja, hasilnya mungkin tidak akan terlalu besar didapat. Seperti halnya seseorang yang doyan berganti kekasih, ia sulit merasakan cinta yang penuh makna.

Demikian pula investor yang punya kebiasaan "beli-hari-ini-jual-besok". Keuntungan yang dipetik bisa jadi sedemikian kecil (baca: receh) atau mungkin sebaliknya: kalau saham yang dipilihnya ternyata salah sehingga harganya berbalik turun alih-alih naik, bisa-bisa ia malah tombok!

Makanya, jangan jadi investor tipikal ini. Sebab, tidak ada cukup keuntungan yang bisa diperoleh kalau kita terus bergonta-ganti saham dalam hitungan jam atau hari.

Sebaliknya, jadilah investor jangka panjang. Investor tipe ini cara kerjanya mirip dengan cara Yuanita dalam menemukan soulmate-nya. Dalam menentukan pasangan hidup, Yuanita sadar tidak boleh asal pilih. Sebab, ia tahu, kalau ia asal memilih suami, kehidupan rumah tangganya nanti bisa berjalan asal-asalan.

Supaya terhindar dari masalah demikian, Yuanita perlu melakukan pertimbangan secara cermat. Ia tentu mempunyai sejumlah kriteria dalam memilih calon suami, seperti latar belakang keluarga, karier, dan keyakinan. Jika semua kriteria itu terpenuhi, barulah ia mantap membina rumah bersama seseorang.

Demikian pula, dalam mencari saham, kita patut mempertimbangkan kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud tentu harus sesuai dengan ciri saham yang bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun