Dalam Mitologi Yunani, Raja Midas dikenal memiliki "jari sakti". Semua yang disentuhnya bisa berubah menjadi emas. Saat ia memegang gelas, gelas itu menjelma gelas emas; sewaktu ia menyentuh pohon, seketika pohon itu berubah menjadi pohon emas.
Awalnya, Midas merasa senang. Dengan "jari sakti"-nya, ia bisa menjadi raja terkaya di muka bumi. Tidak akan ada seorang pun yang bisa menyaingi jumlah kekayaan yang dimilikinya. Sebab, ia bisa mengubah semua benda menjadi emas dengan mudah, dan hal itu dapat terus melipatgandakan harta bendanya.
Namun, masalah mulai muncul. Midas jadi sulit memenuhi kebutuhan dasarnya, terutama soal makanan. Maklum, saat ia ingin menyantap makanan, makanan yang tersaji di depannya berubah menjadi emas. Kalau semua makanan yang mau dilahapnya berubah menjadi emas, tentu ia mendapat masalah besar.
Oleh karena itu, Midas kemudian menjadi sangat kelaparan dan frustrasi. Agak aneh memang. Di tengah harta yang berlimpah ruah, seharusnya ia bisa hidup dengan nyaman. Namun, yang terjadi justru sebaliknya! Ia malah tidak dapat menikmati kekayaannya sedikit pun.
Sampai pada akhirnya, "bencana" lainnya pun datang. Tanpa sengaja, Midas menyentuh putrinya. Dalam sekejab, tubuh putrinya berubah menjadi bongkahan emas. Ia syok melihat anak kesayangannya itu menjelma benda mati atas keteledorannya sendiri!
Dengan rasa sesal, Midas kemudian meminta para dewa untuk mencabut semua kesaktiannya. Para dewa kemudian mengabulkan keinginannya. "Sentuhan emas"-nya pun lenyap.Â
Semua benda yang pernah disentuhnya, termasuk putrinya, kembali seperti semula. Sejak saat itu, ia kembali menjadi raja biasa, yang hanya punya sedikit harta, tetapi sanggup hidup bahagia sampai akhir hayatnya.
Biarpun cuma mitologi yang belum jelas kebenarannya, "jari sakti" yang dimiliki raja midas tampaknya tidak hilang seluruhnya. "Jari sakti" itu mungkin saja telah bertransformasi melampaui waktu, dan kini dimiliki oleh para pemimpin tertentu.
Beberapa pemimpin memang diketahui memiliki "jari sakti". Walaupun tidak bisa mengubah benda yang disentuhnya menjadi emas seperti halnya Raja Midas, jari yang dimilikinya bisa memengaruhi ekonomi dunia.
Sebut saja "jari sakti"-nya Donald Trump. Presiden Amerika Serikat yang doyan bikin kontroversi ini memiliki jari yang cukup lincah, terutama dalam menulis ciutan di twitter. Dari jemarinya tersebut, telah "lahir" sejumlah tulisan, yang sanggup menggoyang hajat hidup orang banyak.
Satu di antaranya ialah ciutan yang ditulisnya belum lama ini. Berdasarkan cnbcindonesia.com, dalam ciutan tersebut, Trump menulis akan menunda menaikkan tarif bea impor atas produk-produk dari Tiongkok.
Hal itu terjadi lantaran Amerika Serikat dan Tiongkok hampir sepakat menyelesaikan perang dagang yang telah berlangsung berbulan-bulan. Dalam perundingan terbaru, kedua pihak tampaknya sudah menemukan titik temu atas persoalan yang dihadapi, dan sengketa dagang sepertinya akan segera berakhir.
Setelah Trump menyiarkan ciutannya tersebut, bursa saham Wall Street langsung mengalami reli. Saham-saham yang sebelumnya rontok kembali mengalami kenaikan harga, dan hal itu tentu berimbas juga dengan bursa saham di negara lain, termasuk di Indonesia. Makanya, selama beberapa bulan ke depan, bisa saja, IHSG pun akan ikut terdongkrak nilainya.
Selain Trump, terdapat pemimpin lain yang juga disinyalir memiliki "jari sakti". Sebut saja Elon Musk. Walaupun efeknya lebih kecil, dari jari Musk, telah tercipta posting-an, yang isinya sempat menghebohkan pelaku pasar beberapa bulan lalu. Pasalnya, dalam posting-an tersebut, Musk menyebut bahwa Tesla Motors yang dikomandoinya berencana go private.
Akibat posting-an tadi, Musk kemudian mendapat denda dari Securities and Exchange Commission (SEC). Ia didakwa melakukan kejahatan koorporasi dengan menyebarkan berita palsu tersebut. Alih-alih mendatangkan berkah, "jari sakti"-nya Musk malah menghadirkan musibah.
Efek "jari sakti" juga sempat terjadi di tanah air. Sebut saja kasus Achmad Zaky yang sempat viral beberapa minggu lalu. Kasus itu bergulir setelah bos Bukalapak tersebut membuat tulisan kontroversial di sosmednya.
Tulisan itu kemudian menimbulkan kehebohan di kalangan warganet. Ada begitu banyak warganet yang mencibir, mencaci, atau bahkan menghujat tulisan tersebut. Tagar #uninstallbukalapak pun berseliweran di mana-mana.
Biarpun Bukalapak bukan perusahaan publik sehingga tulisan tadi tidak ada pengaruhnya terhadap bursa saham, setidaknya, aksi tersebut sedikit menodai citra Bukalapak di mata masyarakat. Akibat kekhilafannya, Zaky kemudian meminta maaf secara terbuka, dan persoalan itu dapat diselesaikan dengan baik.
Fenomena "jari sakti" seperti disebutkan di atas mungkin saja akan terjadi lagi pada masa depan. Apalagi, pada era digital seperti sekarang ini, sebuah tulisan kecil yang dibuat seseorang bisa berkembang menimbulkan dampak yang besar.
Makanya, kita seyogyanya bijak memakai jari untuk membuat posting-an tertentu. Jangan sampai, akibat si jari sakti, bukannya dapat manfaat, posting-an yang dirilis malah membawa mudarat.
Salam.
Adica Wirawan, founder of Gerairasa
Referensi:
https://www.cnbcindonesia.com
https://www.cnbcindonesia.com
https://www.bbc.com
I am pleased to report that the U.S. has made substantial progress in our trade talks with China on important structural issues including intellectual property protection, technology transfer, agriculture, services, currency, and many other issues. As a result of these very......--- Donald J. Trump (@realDonaldTrump) February 24, 2019
