Selanjutnya, jangan bersepeda persis di belakang angkot. Lagi-lagi, Anda sendiri tahu lah perilaku sopir angkot di Indonesia. Makanya, saya berupaya menjaga jarak sejauh mungkin dari "pantat" angkot, supaya saya bisa mengambil "langkah darurat" manakala sopir angkot melakukan "manuver berbahaya" secara mendadak. Hahahahaha.
Di samping menjaga kebugaran fisik, saya sebetulnya punya tujuan lain dengan bersepeda. Bagi saya, bersepeda itu bukan sekadar keliling jalan. Kalau hanya untuk itu, aktivitas berlangsung tanpa tujuan.
Oleh sebab itu, sewaktu bersepeda, saya biasanya "menyelipkan" tujuan lain, seperti membeli barang. Jadi, selain berolahraga, saya juga bisa berbelanja. Sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Hahahaha.
Sampai sekarang saya enggak menganggap bersepeda itu sekadar olahraga. Sebab, saya melakukannya untuk tujuan tertentu. Semuanya juga dilakukan tanpa paksaan layaknya orang yang pergi ke pusat kebugaran karena memaksa diri walaupun sebetulnya mereka enggan. Makanya, kegiatan bersepeda yang saya lakukan terasa menyehatkan dan menyenangkan.
Salam.
 Adica Wirawan, founder of Gerairasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H