Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mencontek "Resep Bisnis Media" Najwa Shihab

7 September 2018   10:09 Diperbarui: 7 September 2018   16:30 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Najwa Shihab menjelaskan pentingnya komunitas dalam industri media (sumber: dokumentasi Adica)

Najwa Shihab menjelaskan pentingnya komunitas dalam industri media (sumber: dokumentasi Adica)
Najwa Shihab menjelaskan pentingnya komunitas dalam industri media (sumber: dokumentasi Adica)
Sayangnya, belum banyak pelaku media yang memahami pentingnya sebuah komunitas. Makanya, jangan heran kalau media-media yang baru muncul sering "kolaps" sebelum berkembang. Mereka sukar bertahan di "belantara" dunia maya, lantaran belum memiliki komunitas yang mendukungnya.

Untungnya, Kompasiana, tempat saya biasa "menuangkan" tulisan, menyadari hal itu lebih awal. Sejumlah komunitas di bawah naungan Kompasiana pun terbentuk, seperti Komik, KPK, dan CLICKompasiana, dan komunitas-komunitas itu pun sering mengadakan kopdar alias kopi darat.

Lewat pertemuan-pertemuan itulah akan muncul solidaritas antaranggota komunitas, dan itulah yang kemudian secara tersirat memperkuat eksistensi Kompasiana di dunia maya. Berkat peran komunitas itulah, Kompasiana mampu bertahan hingga sekarang memasuki tahun kesepuluh.

Yang ketiga adalah collaboration (kolaborasi). Media yang "awet" adalah media yang mampu bekerja sama dengan pihak luar. Lihatlah youtube. Youtube sama sekali enggak menciptakan satu konten pun.

Semua kontennya ialah hasil kolaborasi dari para penggunanya. Mereka beramai-ramai mengunggah konten kreasinya walaupun belum tentu mereka dapat bayaran untuk itu. Mengapa mereka mau melakukannya? Sebab, youtube menyediakan ruang untuk kebebasan berekspresi.

Di youtube, semua orang punya tempat, punya "panggung" untuk menyuarakan perasaannya sendiri! Makanya, jangan heran kalau ribuan, atau bahkan jutaan konten diunggah di youtube setiap harinya. Itulah kekuatan kolaborasi yang sesungguhnya!

Oleh sebab itu, untuk mengembangkan Narasi.tv, Mbak Nana juga berkolaborasi dengan pembuat konten lainnya. Ia tidak ingin media yang dibuatnya berjalan sendiri-sendiri. Makanya, selain konten-konten yang dibikin oleh tim produksinya, Narasi.tv juga menampilkan konten-konten yang berasal dari pihak luar.

Lewat ketiga resep tersebut, saya melihat sebuah "gelombang besar" yang akan menghantam industri media di tanah air. Pada masa depan, media bukan lagi menjadi milik perusahaan tertentu, melainkan milik bersama. Media akan lebih banyak melakukan kolaborasi. Sebab, dengan menerapkan kolaborasi, niscaya, media manapun akan terhindar dari distrupsi yang telah menelan media-media lawas, dan mampu bertahan dalam jagad internet yang kompetitif.

Salam.
Adica Wirawan, founder of Gerairasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun