".. semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya.. menahan rasa ingin jumpa.."
Dari sebuah gerai makanan tiba-tiba saja terdengar lirik lagu Kangen karya grub band Dewa di atas. Saya tak begitu paham alasan si pemilik gerai menyetel lagu itu. Apakah itu sebuah suatu bentuk "kesengajaan" dari si penjaga stand agar para muda-mudi yang sedang makan di sekitarnya ikut "terbawa suasana" alias "baper" jelang malam Minggu? Bisa saja.
Namun demikian, apapun alasannya, setidaknya lagu tersebut hadir "mengusir" suasana panas di sekitar stand kuliner sewaktu saya menyambangi Go Food Festival di kawasan Grand Galaxy Park, Kota Bekasi, pada hari Sabtu, 12 Mei kemarin.
Sebetulnya saya sudah mendengar gelaran Go Food Festival seminggu sebelumnya. Acara yang diselenggarakan oleh Gojek dalam menyambut Hari Kuliner Nasional 2018 itu memang diadakan di sejumlah tempat, seperti Jakarta, Palembang, Surabaya, dan Makassar. Selain memperkenalkan kuliner Nusantara, event itu juga bertujuan "menggenjot" roda perekonomian UKM yang bermintra dengan Gojek.
Biarpun sudah dibuka pada tanggal 5 Mei lalu, saya baru sempat mengunjunginya pada h-1 penutupan. Makanya, ketika ada kesempatan, saya akhirnya "melipir" ke Grand Galaxy Park Bekasi, menjelajahi stand makanan di Go Food Festival, lalu menikmati wisata kuliner yang tentunya "memanjakan" lidah.
Kemudian, iseng-iseng saya juga bertanya penyebab sejumlah stand tampak sepi. Pak sekuriti kemudian menjelaskan bahwa si pemilik stand "hijrah" menjajakan dagangannya di kawasan Gelora Bung Karno (GBK). Maklum saja, di sana, sedang ada event yang dikunjungi banyak warga. Makanya, lumayan banyak pedagang yang berduyun-duyung "berebut" rezeki di situ.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pesanan saya tiba. Secara sekilas, Pempek Lenggok terlihat sama dengan pempek lainnya. Ia terbikin dari tepung yang dibentuk sedemikian rupa dengan isian berupa telur dan campuran mie kuning.
Sebagai kuliner nusantara, pempek kini tak hanya dinikmati di daerah asalnya, Palembang, tetapi juga disantap di pelbagai daerah lain. Maklum saja, semua itu terjadi lantaran penjualnya sudah "berekspansi" ke penjuru Nusantara. Makanya, jangan heran kalau kini di sudut-sudut jalan terdapat rumah makan yang secara khusus menjual pempek sebagai hidangan utamanya.
Sebut saja kedai Pempek 999, milik teman saya, Kevin. Kedai yang terletak di Setu, Bekasi tersebut seratus persen menjual beragam olahan makanan dari pempek. Walaupun baru dibuka beberapa bulan lalu, Kevin mengaku bahwa penjualannya berjalan dengan "mulus". Buktinya, ibu-ibu yang berdomisili di sekitar kedainya sering mampir sekadar menyantap pempek tersebut.
Selain via media sosial, untuk "mendongkrak" omzetnya, Kevin juga menggunakan layanan Go Resto. Go Resto ialah fitur dari layanan Go Food, yang dikhususkan melayani semua proses pemesanan, pembayaran, dan pengiriman makanan.
Sejak memajang produknya di aplikasi Go Resto, Kevin menceritakan bahwa ada beberapa pelanggan yang memesan pempek dari kedainya via Gojek. Biarpun belum terlalu sering, setidaknya itu ikut "menggendutkan" omzetnya dalam satu bulan.
Apalagi, pembuatan akun Go Resto terbilang mudah. Kita hanya perlu melakukan registrasi di situs (https://www.go-jek.com/go-food/bisnis), mengisi formulir, mengikuti proses verifikasi, dan selanjutnya sudah bisa menggunakan fitur tersebut. Semua proses tersebut tergolong singkat, sekitar seminggu dalam kondisi normal. Oleh sebab itu, layanan Go Resto membantu kedai kecil miliknya dalam melebarkan "sayap bisnis" yang lebih luas.
Kemudian, bagi driver, fitur Go Resto juga membawa keuntungan. Dalam beberapa perjalanan, saya sering bertanya kepada driver apakah ia sering mengambil order makanan atau tidak. Sebagian menjawab iya dan mengaku mendapat lebih banyak poin saat mengambil orderan tersebut.
Satu di antaranya ialah Rizky, driver yang membawa saya dari Ciputra Artpreneur ke Stasiun Tebet sewaktu saya pulang dari acara peluncuran obligasi pada tanggal 14 Mei kemarin. Ia mengaku sering mengambil pesanan makanan sebab ia bisa "mendulang" poin lebih. Semua itu memberinya lebih banyak keuntungan.
Apalagi, kini pihak Gojek juga sudah memberi "kelonggaran" dalam pembayaran. Dulu driver sulit mengambil order makanan kalau kurang saldo di akunnya. Kini peraturannya berubah.
Sebab, driver masih bisa mengambil orderan Go Resto biarpun minim saldo. Ia dapat tetap datang ke restoran yang ditunjuk pelanggan, memesan makanan yang dipilih, dan melakukan pembayaran hanya lewat Gopay saja.
Saldo Gopaynya akan "minus" sementara. Sampai, semua pesanan sudah selesai diantar, barulah saldonya akan kembali dan dapat bayaran sesuai kesepakatan.
Sementara itu, konsumen pun memperoleh keuntungan. Sebab, mereka dapat memperoleh makanan dengan mudah dan praktis, tanpa perlu repot-repot datang ke restoran, antre memesan makanan, dan memboroskan lebih banyak ongkos.
Hari Kuliner Nasional 2018 yang digagas Gojek menjadi "momentum" bagi banyak pihak. Sebab, ia memberi kesempatan kepada UKM untuk mempromosikan beragam kuliner nusantara. Ia juga menggerakkan roda ekonomi yang dinikmati oleh driver Gojek. Ia pun "menggembirakan" para penikmat kuliner dengan beragam promo yang menarik hati. Biarpun kini telah berakhir, event tersebut menyisakan satu kerinduan untuk acara tahun depan layaknya penutup lagu Kangen berikut.
".. percayalah padaku.. aku pun rindu kamu.. kuakan pulang.. melepas semua kerinduan.. yang terpendam.."
Salam.
Adica Wirawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H