Saya meminta mereka untuk memperhatikan soal antara tahun 2013 sampai 2017 dan mencari soal yang diulang. Biasanya ada beberapa soal yang diulang biarpun dalam setiap ujian, nomornya berbeda. Nah, soal demikianlah yang harus dikuasai betul-betul sebab bisa saja soal tersebut akan kembali diulang pada ujian besok.
Kedua, peserta wajib mempersiapkan peralatan, seperti pensil dan penghapus. Pastikan bahwa peralatan yang dipakai sudah sesuai dengan standar. Jangan sampai komputer "gagal" membaca lembar jawaban lantaran penggunaan pensil yang kawe alias palsu. Makanya, sewaktu dulu ikut ujian, saya sengaja memilih pensil 2B dengan harga lumayan mahal untuk memastikan keasliannya.
Ketiga, peserta perlu melakukan istirahat yang cukup. Sejujurnya SBMPTN adalah sebuah ujian yang cukup "menguras" tenaga. Apalagi kini ujian hanya berlangsung satu hari saja. Makanya, beban yang ditanggung peserta akan lebih berat, sepertinya rindunya Dilan kepada Milea. Wkwkwkwkwkwk. Namun, serius, usahakanlah istirahat lebih awal, sehingga sewaktu bangun, tubuh terasa bugar, dan pikiran menjadi lancar.
Keempat, peserta harus datang lebih awal, minimal satu jam, sebelum ujian dilaksanakan. Biarpun lokasinya sudah diketahui lewat survei, tetap saja, pas hari ujian, kita patut waswas. Pasalnya, kondisi jalan dan cuaca sulit diprediksi. Jangan sampai kita datang telat lantaran jalanan macet atau hari sedang hujan.
Kelima, peserta bisa berdoa sebelum ujian. Sekadar informasi, di ruang ujian, peserta akan menemui beragam orang. Ada yang satu angkatan. Ada pula yang beda angkatan alias kakak kelas. Namun demikian, kecil kemungkinan peserta akan menemui peserta lain dari sekolah yang sama di ruang ujian.
Makanya, di ruang tes, sudah diatur sedemikian rupa agar peserta yang ikut sbmptn berasal dari sekolah yang berbeda. Makanya, doa perlu dilakukan supaya peserta mendapat lebih banyak kepercayaan diri. Jangan sampai peserta minder lantaran menjumpai peserta lain yang memancarkan aura kepercayaan diri yang lebih cemerlang. Apalagi kalau peserta tersebut mampu menjawab lebih banyak soal pada sesi akhir tes.
Akhirnya, sebagai seorang "mantan" peserta tes, saya hanya bisa mengharapkan yang terbaik untuk semua orang. Lulus-tidaknya peserta biarlah menjadi urusan belakangan. Yang terpenting ialah bahwa peserta mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam "melahap" soal-soal SBMPTN yang konon terasa "renyah" di pikiran itu.
Salam.
Adica Wirawan, Founder of Gerairasa.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H