Tema seputar keluarga seolah tak habis-habisnya digali dan diolah sedemikian rupa oleh para seniman di balik pembuatan film-film tersebut. Tema itu menjadi "poros utama" dari kisah-kisah yang disampaikan lewat animasi yang "memanjakan" mata.
Hal itu tentu wajar sebab produser Disney sebelumnya, Michael Eisner, telah "menanamkan" filosofi bahwa film yang hebat adalah film yang mampu merefleksikan pengalaman hidup penontonnya. Hal itulah yang kemudian membuat penonton menyenangi tokoh-tokoh dalam film Disney karena tokoh-tokoh tersebut dapat mencerminkan kepribadian mereka.
Bahkan, dalam sebuah wawancara yang dimuat di Kompas beberapa tahun lalu, Eisner sendiri mengaku menyukai tokoh Elsa dalam film Frozen sebab sosok Elsa mengingatkannya pada putri kecilnya.
Bagaimana diketahui, Eisner punya seorang putri yang mengidap suatu penyakit tertentu sehingga dia harus mendapat suntikan setiap beberapa jam sekali, dan itu harus dilakoninya seumur hidup.
Sampai pada suatu ketika, putri kecilnya berkata, "Ayah, sampai kapan aku akan begini terus?" Sesaat mata Eisner berkaca-kaca. Putrinya tidak bisa melawan penyakit itu sebab penyakit itu adalah bawaan sejak lahir.
Hal yang sama juga berlaku kepada tokoh Elsa, yang "dikutuk" mampu menciptakan lebih kristal es lewat sihirnya. Seperti putri Eisner, Elsa juga tidak berdaya menangkal takdirnya karena itu sudah dimilikinya sejak lahir.
Kimi No Nawa Lawan Terberat Coco?
Namun demikian, jalan film Coco menuju Piala Oscar 2018 bukannya tanpa halangan. Sebab, masih ada film lain yang bisa menjadi "penantang" terkuat. Sebut saja film Kimi No Na Wa, yang digarap dengan apik oleh sutradara anime galau, yaitu Makoto Shinkai.
Makanya, sewaktu mereka bertukar tubuh, timbul masalah. Sebab, kedua remaja itu punya watak yang berbeda. Namun, setelah dua minggu "menjajal" kehidupan yang berbeda, mereka akhirnya terpisah juga.