Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekelumit Kisah Saya Sewaktu Ikut Tes CPNS 2017

24 November 2017   10:31 Diperbarui: 24 November 2017   10:33 7605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gedung lokasi tes cpns (sumber: dokumentasi pribadi)

Untuk sejumlah alasan, tulisan ini "seharusnya" tidak pernah dibuat. Namun, karena ada sebuah "ganjalan" di hati dan jemari ini "gatal" ingin menari di atas tuts laptop, akhirnya saya berani menuangkan setiap kenangan yang sudah saya lewati ke dalam tulisan ini.

Tulisan ini sebetulnya terinspirasi dari pengalaman saya sewaktu saya mengikuti tes CPNS. Tahun ini ialah kali pertama saya mengikuti tes tersebut. Agak "telat" memang. Namun, beberapa tahun lalu, tak pernah terlintas ide di pikiran saya untuk ikut tes demikian.

Sebab, saya memang kurang tertarik mengikutinya. Barangkali itu terjadi karena di kepala saya sudah terpatri "desas-desus" bahwa pada masa lalu, tes CPNS sering "diwarnai" kecurangan, bahwa hanya yang punya banyak "duit"-lah yang berpeluang besar diterima, serta "desas-desus" lain yang ikut membumbui "pagelaran" tes tersebut.

Makanya, sewaktu dulu teman saya beberapa kali membujuk saya untuk ikut tes tersebut, saya menolaknya dengan halus. Saya bilang hati saya belum "tergerak" menjadi seorang "abdi negara".

Namun demikian, pada tahun ini, "anehnya", saya ikut mendaftar juga. Semua itu terjadi karena saya "terpincut" oleh tawaran formasi khusus cum laude. Makanya, sewaktu kongkow-kongkow bersama teman membahas tes tersebut, saya sering guyon, "Akhirnya ada gunanya juga titel cum laude di ijazah gue." Hahahahahahahaha.

Lantaran semua proses pendaftaran dilakukan secara daring, saya pun membuka situs Badan Kepegawaian Negara untuk mendaftarkan diri dan mengisi sejumlah keterangan di dalamnya. Setelah selesai, barulah saya lanjut mengunjungi situs pendaftaran CPNS Kemdikbud.

Semua proses itu ternyata harus dilalui dengan "susah-payah". Pasalnya, saya mesti bolak-balik buka situs itu karena susah diakses. Servernya kerap down. Makanya, sudah hampir seminggu, situs itu sulit "ditembus", hingga saya hampir frustasi, karena penutupan pendaftaran sudah semakin dekat.

Oleh sebab itu, dalam hati kecil ini, saya sempat merasa bahwa "ujian" sepertinya sudah dimulai sebelum waktunya. Buktinya, kesabaran saya telah "diuji" seperti ini! Hahahahahahahaha. Untungnya, saya lulus "ujian" itu beberapa hari jelang berakhirnya pendaftaran.

Namun demikian, ujian berikutnya sudah "menghadang" saya beberapa minggu ke depan. Saya dijadwalkan ikut tes CAT pada tanggal 27 Oktober 2017 di Maria Convention Hall, Pulo Gadung.

Biarpun tersedia "cukup" waktu untuk belajar dan berlatih mengerjakan soal, saya malah "dihajar" oleh pelbagai pekerjaan di kantor. Pekerjaan telah menyita hari-hari saya, termasuk pada hari Sabtu dan Minggu sekalipun!

Satu-satunya kesempatan saya untuk belajar ialah sewaktu saya tiba di lokasi ujian, dan saya hanya punya waktu kurang satu jam untuk melihat contoh soal. Betul. Saya cuma sempat menengok soal yang dibagi seorang teman tanpa berlatih mengerjakannya sama sekali.

Makanya, sewaktu sampai di tempat ujian, saya ibarat "Prajurit Spartan", yang siap bertempur bermodalkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dikumpulkan sekian tahun saja. Hahahahahahahahahaha.

Sudah minim persiapan, saya juga sempat salah masuk gedung! Ternyata di kawasan itu ada kementerian lain yang juga mengadakan tes serupa, dan saya malah memasuki lokasi tes kementerian tersebut. Pantas saja, "atmosfer" yang saya rasakan di situ agak berbeda. Hahahahahahahahaha.

Untungnya, "naluri" saya berfungsi dengan baik, sehingga saya berinisiatif bertanya ke satpam. Bapak satpam itu kemudian mengarahkan saya ke lokasi ujian yang sesungguhnya. Terima kasih, pak.

Seperti telah disinggung sebelumnya, saya hanya punya waktu kurang dari satu jam untuk "mengintip" soal yang tersimpan di tab saya. Namun, saya sulit fokus belajar. Sebab, pandangan mata ini sering "diinterupsi" oleh chat dari wa dan line.

Apalagi, saya malah sibuk mendokumentasikan suasana lokasi ujian untuk bahan tulisan ini. Maklum saja, setelah aktif menjadi blogger, "insting" reporter saya terus bekerja. Makanya, di lokasi ujian, saya lebih merasa menjadi seorang reporter yang getol foto-foto, alih-alih peserta ujian yang serius mendalami soal. Hahahahahahahahahaha.

saat peserta lain sibuk belajar, saya malah sibuk meliput suasana lokasi tes (sumber: dokumentasi pribadi)
saat peserta lain sibuk belajar, saya malah sibuk meliput suasana lokasi tes (sumber: dokumentasi pribadi)

Kemudian, saya pun dipanggil bergiliran memasuki ruang tes. Sebelum menjejakkan kaki, saya harus menyimpan semua barang di dalam tas. Makanya, tas, dompet, dan tab saya dimasukkan ke tas, sehingga di kantong hanya tersisa minyak angin dan ktp.

Di ruang hall yang luas dan dingin oleh angin AC, saya kemudian duduk mengerjakan seratus soal selama sembilan puluh menit. Ada tiga tipe soal yang dikerjakan, yaitu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Kepribadian (TKP).

Dengan penuh kegigihan saya "melibas" semua soal itu sampai detik terakhir. Mana pada saat itu saya sedang masuk angin. Perut kembung dan badan demam menjelma tantangan lain. Jadi, perjuangan saya untuk menaklukkan semua tantangan itu betul-betul terasa.

Hasilnya? Saya mendapat skor 95 untuk TWK, skor 90 untuk TIU, dan 157 untuk TKP. Saya dipastikan "lolos" dari tes tersebut karena skor itu di atas batas skor yang ditentukan, tapi belum tentu "lulus" melaju ke tahap berikutnya. Sebab, skor saya akan "diadu" oleh skor orang lain dari seluruh Indonesia. Dari situ hanya pemilik skor tertinggilah yang berhak lanjut ke sesi berikutnya.

Makanya, saya pun mesti banyak-banyak bersabar menunggu hasil. Apalagi, waktu pengumuman ternyata belum bisa ditampilkan di situs tepat waktu. Dari yang seharusnya diumumkan pada tanggal 27 Oktober, hasilnya baru bisa diberitahu pada tanggal 17 November.

Hasilnya? Setelah menanti sekian lama, saya ternyata "gagal" lulus ke tahap berikutnya. Dari 174 peserta, saya "terdampar" di peringkat 17, jauh dari peringkat 3 teratas, yang dinyatakan lulus ke seleksi berikutnya.

Namun demikian, saya tidak sedih-sedih amat. Barangkali itu memang bukan rezeki saya. Makanya, biarpun hasilnya di luar harapan, saya tetap menyambut kegagalan itu dengan penuh syukur sebagaimana saya mensyukuri semua kesuksesan yang berhasil diraih sejauh ini.

Salam.

Adica Wirawan, founder of Gerairasa.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun