Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Owa Jawa, Si Primata Langka yang "Enggan" Berbagi Cinta

20 November 2017   18:39 Diperbarui: 20 November 2017   19:22 1440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bu badiyah menjelaskan populasi owa jawa di gunung gede pangrango (sumber: dokumentasi pribadi)

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebetulnya hanya satu di antara sejumlah tempat, seperti Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Halimun-Salak, untuk rehabilitasi dan pelepasliaran Owa Jawa.

Kawasan itu dipilih lantaran cocok menjadi habitat Owa Jawa, yang umumnya menyukai dataran tinggi. Di situ hidup tiga belas keluarga Owa Jawa yang tersebar di hutan.

owa jawa di penangkaran (sumber: dokumentasi pertamina)
owa jawa di penangkaran (sumber: dokumentasi pertamina)
Seperti telah disinggung sebelumnya, Owa Jawa terancam mengalami kepunahan. Sebab, hewan tanpa ekor itu punya naluri yang unik, terutama soal "kawin".

Sebagaimana diketahui, Owa Jawa jantan sangat selektif memilih betinanya. Tidak seperti monyet yang asal pilih pasangan, Owa Jawa jantan ternyata cukup pilih-pilih.

Namun, begitu memutuskan "belahan jiwa"-nya, si jantan akan terus hidup bersamanya selamanya. Tak akan dia berpaling sedikit pun pada betina lain! Mungkin dia tipikal cowok yang setia atau suami yang takut istri. Hahahahahahahahahahaha.

Namun, kesetiaannya patut diacungi "jempol". Sebab, kalau betinanya mati, tak lama kemudian, si jantan pun akan ikut menyusulnya. Jika boleh meminjam ungkapan Novelis Gao Xin Jiang, barangkali dia tak sanggup menanggung kesepiannya sendiri di tengah ganasnya rimba.

Kesetiaan yang luar biasa kuat, bukan? Namun, kesetiaan itulah yang justru menjadi "bumerang" bagi keberlangsungan spesiesnya. Sebab, kalau satu individu mati dan yang lainnya pun demikian, wajar saja kalau jumlahnya akan berkurang drastis.

Apalagi angka kelahirannya terbilang rendah. Sebab, Owa Jawa hanya melahirkan anak setiap 3-4 tahun sekali.

owa betina dan anaknya (sumber: dokumentasi pertamina)
owa betina dan anaknya (sumber: dokumentasi pertamina)
Jumlahnya pun hanya beberapa ekor saja. Itu pun belum tentu anak-anak yang dilahirkan dapat bertahan hidup hingga dewasa. Selain ancaman predator, perburuan liar pun turut memengaruhi populasinya di hutan.

Buktinya, cukup banyak Owa Jawa yang masuk rehabilitasi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mereka mayoritas hewan buruan dan telah dieksploitasi oleh manusia.

Makanya, begitu diterima petugas, mereka perlu dipulihkan "insting hewani"-nya, tak langsung dilepas begitu saja di hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun