Saya kemudian berlatih menulis artikel di Kompasiana, serta ikut meramaikan blogcompetition walaupun jarang menang. Hahahahahahahahahaha. Namun, bagi saya, soal rezeki biarlah jadi "rahasia alam", yang akan "terkuak" pada waktu yang tepat. Kita cukup bekerja semaksimal mungkin, serta berdoa tentunya, tanpa terlalu merisaukan hasilnya. Itu saja. Setidaknya itulah pandangan saya yang sederhana.
Makanya, saya pun kembali ke "titik nol", menjadi "siswa taruna" di Kompasiana. Ternyata jemari ini sudah tidak "selincah" dulu sewaktu saya rajin menulis, dan saya harus "menggembleng"-nya lagi.
Setelah melihat beberapa "kelas" di kompasiana, akhirnya, saya menjajal "kelas teknologi". Saya menyukai teknologi walaupun saya bukan lulusan teknik. Saya hanyalah seorang "penggemar rahasia" dari jagad teknologi.
Sudah lebih dari dua puluh artikel tentang teknologi yang saya bikin di Kompasiana. Namun, akhirnya, saya menyudahinya. Sebab, saya merasa kurang berwawasan di situ. Ada orang lain yang "lebih cakap", "lebih mahir", dan "lebih fasih" membicarakan teknologi daripada saya. Biarlah mereka yang menjadi "penghuni tetap" kelas teknologi.
Kemudian, saya memutuskan "pindah kelas". Saya menyasar "kelas muda". Sebuah ruang yang "dekat" sekali dengan dunia saya, dan di situlah akhirnya saya "jatuh cinta". Sampai sekarang, saya masih setia menghuni "kelas muda" karena sudah merasa klop dengannya.
Dalam "karier" kepenulisan saya di Kompasiana, saya akhirnya melakukan "manuver" lain. Saya jadi sering ikut acara Nangkring Kompasiana. Saya merasa belum cukup hanya membaca tulisan kompasianer lain.
Saya harus berjumpa langsung dengan orangnya kalau bisa. Alasannya? Iya itu tadi. Saya senang menambah jumlah kawan.
Acara Nangkring yang pertama saya ikuti ialah peluncuran logo baru Kompasiana di markasnya, kawasan Palmerah, Jakarta barat. Saya datang sendiri dan merasa agak asing.
Betapa tidak! Hadirin yang datang ternyata sudah saling kenal. Buktinya, mereka asyik bercengkrama, bercanda, dan berfoto bersama tanpa merasa canggung. Akhirnya, lewat acara itu, saya dapat satu kawan baru, yaitu Pak Agung Han.
Sudah beberapa kali saya membaca artikelnya, dan baru kesampaian bertemu dengan penulisnya. Beliaulah kompasianer yang saya kenal pertama kali secara tatap muka.
Sejak saat itulah, saya rutin mengikuti acara Kompasiana, dari Nangkring, Coverage, hingga Visit. Lewat acara itulah, saya berkesempatan mendapat informasi yang bermanfaat. Misalnya aja, dalam acara LPS, saya baru tahu bahwa uang saya di bank sudah dijamin keamanannya oleh negara.