Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merayakan "Last Day" di Kantor dengan Sukacita?

18 November 2017   07:23 Diperbarui: 18 November 2017   10:17 2799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi last day di kantor (sumber: dokumentasi pribadi)

Pada hari Kamis kemarin, saya merasakan dua "suasana hati" sekaligus: senang dan sedih. Saya senang karena meja kerja dipenuhi dengan pelbagai makanan, seperti bolu talas, kopi, kue, dan martabak. Tidak biasanya tersedia beragam jenis makanan di meja, yang sehari-harinya hanya dijejali oleh laptop, smartphone, dan charger itu. Makanya, pada hari itu, kami yang duduk di situ dapat mencicipi "wisata kuliner" hingga perut terasa kenyang dan begah.

Namun, di balik kemeriahan itu, terselip suatu kesedihan. Pasalnya, itu adalah hari terakhir kawan saya bekerja alias last day di kantor.  Saya cukup kaget mendengarnya. Sebab, seminggu sebelumnya, tidak terdengar kabar bahwa ia akan mengakhiri "kiprah"-nya di kantor. Namun, pada minggu ini, ia tiba-tiba saja mengumumkan akan meninggalkan kami, rekan kerjanya, karena telah mendapat pekerjaan di kantor baru. Makanya, saat last day seperti itulah ia mentraktir kami semua dengan dua loyang martabak telur, yang langsung "ludes" disantap bersama-sama.

Jelang berakhirnya jam kerja, kami sempat berfoto bersama dan bersalam-salaman seraya mengucapkan "kata-kata manis" sebagai salam perpisahan. Biarpun baru mengenalnya beberapa bulan, hati kami cukup "terenyuh". Perpisahan memang selalu "mengiris" hati!

Perpisahan itu bukanlah yang pertama saya alami di kantor tersebut. Sebelumnya telah ada beberapa rekan kerja yang juga terlebih dulu "hijrah" dari kantor. Mereka tidak dipecat atau di-PHK. Mereka keluar dari kantor karena memang kontrak kerjanya sudah habis. 

Sebelum berpisah, mereka pun melakukan traktiran. Ada yang mentraktir makanan. Ada pula yang mengajak karokean. Barangkali itulah sebuah kesempatan bagi mereka untuk berterima kasih atas semua keceriaan, kerja sama, dan bantuan yang diperoleh selama bekerja. Di kantor saya, perpisahan semacam itu sudah menjadi "tradisi". Karyawan yang akan "hengkang" dari kantor biasanya mentraktir teman-temannya walaupun tidak ada keharusan bagi mereka untuk melakukannya. Semua itu dilakukan secara sukarela dan penuh ikhlas atas nama persahabatan.

Bagi saya pribadi, "tradisi" perpisahan seperti itu terkesan sangat elegan. Tidak semua perusahaan mempunyai tradisi demikian. Cukup sering saya menjumpai karyawan yang pergi begitu saja pada last day-nya di kantor. Tak ada traktiran. Tak ada karaokean. Biasanya, dari situ, kita bisa mengetahui bahwa budaya perusahaan tempatnya bekerja berlangsung kurang baik. Dapat diduga bahwa perpisahan demikian pasti disertai oleh kemarahan, kekecewaan, dan kesinisan. Makanya, karyawan yang bersangkutan enggan mengadakan pesta perpisahan sederhana bersama rekan kantornya. 

Jadi, sedikit-banyak kita bisa menilai budaya kerja di suatu perusahaan dengan melihat bagaimana karyawannya merayakan last day. Makanya, jangan tertipu oleh tampilan kantor perusahaan yang "mewah". Namun, lihatlah bagaimana karyawannya mengakhiri tugasnya di kantor tersebut. Apakah mereka merayakan perpisahan dengan penuh sukacita, atau malah pergi begitu saja sambil membawa semua kebencian atas perlakukan yang diperoleh di kantor.

Untungnya, di kantor tempat saya bekerja, "tradisi" perpisahan karyawan berlangsung dengan penuh kegembiraan, seolah kami mengantar kawan kami yang resign ke "pintu gerbang" kehidupan yang lebih baik. 

Sampai jumpa kawan!

Semoga sukses selalu!

Tradisi last day di kantor (sumber: dokumentasi pribadi)
Tradisi last day di kantor (sumber: dokumentasi pribadi)
Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun