Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sejak Muda Berinvestasi Reksa Dana, Masa Pensiun "Niscaya" Sejahtera

2 November 2017   11:40 Diperbarui: 2 November 2017   18:21 4155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bank bnp paribas indonesia yang menaungi bnp paribas investment partners terdaftar di situ otoriras jasa keuangan (sumber: dokumentasi pribadi)

Sejak beberapa tahun yang lalu, saya mulai bergerilya "merambah" dunia investasi. Pasalnya, saya berpikiran, "Daripada uang dibiarkan 'menganggur' di rekening bank, alangkah baiknya kalau saya 'mengembangbiakkannya' hingga menghasilkan nominal yang bisa dinikmati."

Makanya, kemudian saya sibuk bertanya-tanya seputar instrumen investasi yang sudah dipakai oleh teman-teman saya. Mayoritas teman saya mengaku senang "beternak" uang lewat deposito. Oleh sebab itu, saya pun ikut-ikutan mendepostitokan sebagian uang saya di sebuah bank.

Untungnya, bank yang saya tuju ternyata punya program deposito yang unik. Sebab, CS bank tersebut berkata bahwa kalau ikut program itu, saya bisa menarik dana deposito sesuka hati tanpa terikat oleh waktu. Jadi, saya boleh mencairkan uang di deposito kapan pun saya mau.

Hal itulah yang kemudian semakin "meneguhkan" tekad saya untuk mendepositokan uang di bank tersebut. Namun demikian, saya diwajibkan menyetor uang sekian juta untuk mengikuti program tersebut.

Karena nominal yang ditetapkan sesuai dengan dana yang sudah disiapkan, akhirnya saya setuju. Setiap bulan, saya pun memantau jumlah bunga yang saya peroleh.

bilyet deposito (sumber: dokumentasi pribadi)
bilyet deposito (sumber: dokumentasi pribadi)
Memang bunga yang didapat jauh lebih besar daripada bunga bank. Nominal yang tercantum ialah 50 ribuan per bulan, sesuai dengan penjelasan CS yang "mencekokkan" saya konsep program deposito tersebut.

Namun demikian, ternyata jumlah itu terpaksa berkurang akibat dipotong oleh biaya admin dan pajak bunga. Makanya, ujung-ujungnya saya cuma mendapat bunga deposito sekitar 40 ribuan.

Alamak! Dalam sebulan, saya hanya dapat segitu! Saya membatin, tapi saya tidak mau ambil pusing. Apalagi pekerjaan saya menyita perhatian saya, sehingga untuk sejenak, persoalan itu terabaikan.

Hingga, akhirnya, pada bulan Juli kemarin, saya memutuskan mencabut dana di rekening deposito. Pasalnya, saya tak begitu merasakan "dampaknya" terhadap keuangan saya.

Biarpun sudah lewat beberapa bulan, pengalaman berinvestasi selama setahun itu tiba-tiba muncul kembali sewaktu saya mengikuti acara Nangkring Kompasiana bersama BNP Paribas Investment Partners di restoran Bebek Bengil, Menteng, pada tanggal 28 Oktober lalu.

Pasalnya, Vivian Secakusuma, selaku Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners menyinggung perbandingan antara investasi deposito dan reksa dana. Dalam slide presentasinya, terdapat berbedaan yang cukup kontras, terutama dalam nominal setoran, pinalti, dan imbal hasil.

Vivian Secakusuma, selaku Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners, menyampaikan presentasi seputar reksa dana (sumber: dokumentasi pribadi)
Vivian Secakusuma, selaku Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners, menyampaikan presentasi seputar reksa dana (sumber: dokumentasi pribadi)
Dari segi nominal setoran, misalnya, Vivian menyebut bahwa masyarakat bisa mulai berinvestasi reksa dana dengan nominal Rp 100.000, berbeda dengan program deposito yang saya ikuti, yang mewajibkan setoran sekian juta.

Kemudian, walaupun di bank tempat saya "menanam" deposito tidak diberlakukan penalti bagi nasabah yang ingin menarik dana sebelum jatuh tempo, bank-bank lain belum tentu memberlakukan kebijakan demikian.

Pasalnya, sistem pinalti tetap saja ada di beberapa bank. Makanya, sebelum mendepositokan dananya, nasabah mesti mencermati sistem pinalti yang berlaku.

Namun demikian, sistem itu tidak berlaku dalam reksa dana. Sebab, dana nasabah yang dikelola manajer inverstasi disimpan di rekening bank, yang sewaktu-waktu bebas dicairkan. Makanya, tidak terdapat batasan jatuh tempo dalam investasi reksadana.

Sementara itu, dari segi imbal hasil, bunga yang ditawarkan deposito bank bergantung pada ketetapan LPS. Oleh sebab itu, biarpun pengelola dana deposito berhasil memperoleh keuntungan di "atas target", nasabah hanya akan mendapat bunga yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Hal itu jelas berbeda dengan reksa dana. Dalam reksa dana, terdapat sistem bagi hasil. Makanya, apabila manajer investasi meraih laba yang tinggi, nasabah pun akan mendapat bagian juga.

Walaupun lebih "unggul" dari segi layanan yang mudah, murah, dan cepat, sebelum "mencicipi" produk reksadana, Vivian justru menekankan tujuan invenstasi lewat reksa dana. Sebab, tujuan investasi akan berpengaruh terhadap pilihan produk investasi yang ditawarkan.

Saya sendiri memiliki tujuan tertentu dalam berinvestasi. Bagi saya, investasi itu bertujuan "mengamankan" masa pensiun. Pasalnya, saya sudah sering melihat pensiuan yang mengalami "krisis keuangan" pada masa tuanya.

Hal itu juga diamini oleh Rangga Almahendra, selaku Dosen UGM, Penulis dan Produser "99 Cahaya di langit Eropa", di sela acara Nangkring. Menurut Rangga, pensiunan sering dicemaskan oleh persoalan "tidak-punya-cukup-dana-di-rekening".

Sementara itu, kalau hanya hidup mengandalkan tabungan, atau penghasilan dari anak, semua kebutuhan sehari-hari belum tentu tercukupi. Apalagi, setiap tahun angka inflasi terus naik, turut "menggerus" nilai uang di tabungan.

Jadi, agar pensiun menjadi momen yang tentram, orang-orang yang akan memasuki masa pensiun wajib "membentengi" keuangan keluarga dengan melakukan investasi.


Pada kesempatan yang sama, Rangga juga menceritakan pengalaman sewaktu berinvestasi. Sudah ada sejumlah instrumen investasi yang dijajalnya. Satu di antaranya ialah berbisnis.

Pada awal-awal kariernya, Rangga sempat memutuskan terjun di bisnis laundry di Yogyakarta. Dengan menanamkan modal sekian juta, dia berharap bisnisnya akan berkembang.

Namun, sayangnya, bisnis yang digelutinya sekian bulan akhirnya bangkrut. Semua itu terjadi karena kompetisi bisnis yang ketat dan ketersediaan modal yang tipis.

Namun, pengalaman pahit itu tak membikin Rangga kapok berinvestasi. Buktinya, dia kemudian menjajal reksa dana. Dari situlah dia menemukan kenyamanan hingga terus menggelutinya selama delapan tahun.

rangga menceritakan pengalamannya berinvestasi lewat reksa dana (sumber: dokumentasi pribadi)
rangga menceritakan pengalamannya berinvestasi lewat reksa dana (sumber: dokumentasi pribadi)
Rangga mengakui berinvestasi lewat reksa dana itu "mudah", "murah", dan "aman". Pasalnya, ada manajer investasi yang terampil mengelola uangnya, bisa dimulai dari nominal yang terbilang kecil, dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Kemudian, profil risiko investor juga perlu diketahui dan dipertimbangkan. Sebagaimana diketahui, ada tiga profil risiko investor, yaitu (1) konservatif, (2) moderat,dan (3) agresif.

Profil itu berpengaruh pula pada pilihan reksa dana, yang terdiri atas (1) Reksa Dana Pasar Uang, (2) Reksa Dana Pendapatan Tetap, (3) Reksa Dana Campuran, dan (4) Reksa Dana Saham.

Cara kerjanya pun sederhana. Begini. Karena saya tergolong orang yang kurang suka terhadap risiko, tetapi tetap terbuka pada semua kesempatan, saya termasuk profil moderat.

Maka, saya paling cocok memilih produk Reksa Dana Pendapatan Tetap atau Reksa Dana Campuran. Sebab, produk tersebut punya rentang waktu imbal hasil antara satu sampai tiga tahun.

Semua itu sesuai dengan wilayah investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap yang "bermain" di pasar obligasi, dan Reksa Dana Campuran yang "berputar" di pasar uang, obligasi, dan saham.

Profil lainnya pun berlaku demikian. Kalau Anda termasuk profil konservatif, misalnya, produk yang tepat untuk Anda ialah Reksa Dana Pasar Uang karena sifat risiko dan imbal baliknya terbilang "rendah". Makanya, Vivian merekomendasikan produk tersebut untuk para pemula.

Sementara itu, jika tergolong profil agresif, Anda boleh memilih produk Reksa Dana Pasar Saham, yang punya tingkat keuntungan dan risiko yang tinggi.

Setelah mengetahui semua informasi tersebut, barulah kita memilih perusahaan investasi yang tepat. Untuk itu, kita wajib menjadikan Otoritas Jasa Keuangan alias OJK sebagai rujukan. Pasalnya, semua perusahaan keuangan yang terdaftar di OJK terjamin keamanannya.

Satu di antaranya ialah BNP Paribas Investment Partners. Perusahaan pengelola investasi yang berafiliasi dengan Bank BNP Paribas Indonesia itu telah berkiprah dalam sejak tahun 1993, sehingga sudah cukup makan "asam garam" dalam dunia investasi.

bank bnp paribas indonesia yang menaungi bnp paribas investment partners terdaftar di situ otoriras jasa keuangan (sumber: dokumentasi pribadi)
bank bnp paribas indonesia yang menaungi bnp paribas investment partners terdaftar di situ otoriras jasa keuangan (sumber: dokumentasi pribadi)
Produk keuangan yang ditawarkan tak hanya meliputi Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Campuran,dan Reksa Dana Pasar Saham secara konvensional, tetapi juga sudah menjangkau industri keuangan syariah yang mulai berkembang pesat di tanah air.

Makanya, produk Reksa Dana BNP Paribas Investment Partners  dapat melingkupi masyarakat luas. (untuk infomasi selanjutnya, silakan kunjungi situs BNP Paribas Investment Partners: www.bnpparibas-ip.co.id).

tampilan website bnp paribas ip (sumber: dokumentasi pribadi)
tampilan website bnp paribas ip (sumber: dokumentasi pribadi)

Tertarik mulai berinvestasi di BNP Paribas? Kini telah ada aplikasi PayPro yang bisa menfasilitasi penyetoran dana untuk reksa dana di BNP Paribas. Aplikasi paypro tersebut bisa diunduh di appstore dan playstore. 

Semua itu tentunya mempermudah proses transaksi reksa dana, sehingga setiap orang punya kesempatan berinvestasi reksa dana dengan murah, mudah, dan aman.

Walaupun masa pensiun saya baru akan terjadi puluhan tahun lagi, saya sudah menyiapkannya sedini mungkin. Biar pada saat memasukinya, saya (mudah-mudahan) bisa bebas dari rasa cermas, terutama soal keuangan.

Salam.

Adica Wirawan, Founder of Gerairasa.com

Sosial Media:

Facebook : https://www.facebook.com/bnppam

Twitter : https://twitter.com/BNPPIP_ID

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun