Kemudian, walaupun di bank tempat saya "menanam" deposito tidak diberlakukan penalti bagi nasabah yang ingin menarik dana sebelum jatuh tempo, bank-bank lain belum tentu memberlakukan kebijakan demikian.
Pasalnya, sistem pinalti tetap saja ada di beberapa bank. Makanya, sebelum mendepositokan dananya, nasabah mesti mencermati sistem pinalti yang berlaku.
Namun demikian, sistem itu tidak berlaku dalam reksa dana. Sebab, dana nasabah yang dikelola manajer inverstasi disimpan di rekening bank, yang sewaktu-waktu bebas dicairkan. Makanya, tidak terdapat batasan jatuh tempo dalam investasi reksadana.
Sementara itu, dari segi imbal hasil, bunga yang ditawarkan deposito bank bergantung pada ketetapan LPS. Oleh sebab itu, biarpun pengelola dana deposito berhasil memperoleh keuntungan di "atas target", nasabah hanya akan mendapat bunga yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Hal itu jelas berbeda dengan reksa dana. Dalam reksa dana, terdapat sistem bagi hasil. Makanya, apabila manajer investasi meraih laba yang tinggi, nasabah pun akan mendapat bagian juga.
Walaupun lebih "unggul" dari segi layanan yang mudah, murah, dan cepat, sebelum "mencicipi" produk reksadana, Vivian justru menekankan tujuan invenstasi lewat reksa dana. Sebab, tujuan investasi akan berpengaruh terhadap pilihan produk investasi yang ditawarkan.
Saya sendiri memiliki tujuan tertentu dalam berinvestasi. Bagi saya, investasi itu bertujuan "mengamankan" masa pensiun. Pasalnya, saya sudah sering melihat pensiuan yang mengalami "krisis keuangan" pada masa tuanya.
Hal itu juga diamini oleh Rangga Almahendra, selaku Dosen UGM, Penulis dan Produser "99 Cahaya di langit Eropa", di sela acara Nangkring. Menurut Rangga, pensiunan sering dicemaskan oleh persoalan "tidak-punya-cukup-dana-di-rekening".
Sementara itu, kalau hanya hidup mengandalkan tabungan, atau penghasilan dari anak, semua kebutuhan sehari-hari belum tentu tercukupi. Apalagi, setiap tahun angka inflasi terus naik, turut "menggerus" nilai uang di tabungan.
Jadi, agar pensiun menjadi momen yang tentram, orang-orang yang akan memasuki masa pensiun wajib "membentengi" keuangan keluarga dengan melakukan investasi.