Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mandiri Jakarta Marathon 2017 di Mata Seorang yang Jarang Lari

30 Oktober 2017   11:07 Diperbarui: 30 Oktober 2017   12:04 2786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
para peserta tampak antuasias menyambut mandiri jakarta marathon 2017 sejap pagi hari (sumber: dokumentasi pribadi)

Persepsi saya seputar "dunia lari" berubah setelah saya berkesempatan meliput pagelaran Mandiri Jakarta Marathon 2017. Pasalnya, itulah pertama kalinya saya menyaksikan lomba marathon secara langsung sehingga saya bisa merasakan "euforia" para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, daerah, dan usia.

Sewaktu menaiki kereta menuju lokasi maraton yang terletak di Kawasan Monas, saya pergi memikirkan sejumlah kemungkinan. Yang terpikir oleh saya ialah jumlah peserta. Awalnya saya menduga bahwa peserta yang hadir paling-paling hanya mencapai angka ratusan.

Pasalnya, saya berpikiran, "Siapa sih yang mau bangun pagi-pagi hanya untuk melakukan lari maraton yang melelahkan? Jangankan antusias ikut lomba lari macam itu, bukankah orang Indonesia saja 'dikenal' malas jalan kaki, sebagaimana hasil survei suatu lembaga beberapa waktu lalu? Jadi, apakah akan ada banyak orang Indonesia yang punya minat bergabung dalam event lari yang disebut-sebut 'berkelas' internasional itu?"

Semua pikiran itu akhirnya "terpatahkan" sewaktu saya tiba di pintu gerbang Monas. Pasalnya, sepanjang jalan menuju garis start, saya mendapati sejumlah orang yang tampak ber-jogging.

para peserta tampak antuasias menyambut mandiri jakarta marathon 2017 sejap pagi hari (sumber: dokumentasi pribadi)
para peserta tampak antuasias menyambut mandiri jakarta marathon 2017 sejap pagi hari (sumber: dokumentasi pribadi)
Mereka mengenakan pakaian olahraga yang ketat dan sepatu lari yang berwarna-warni. Mereka yang datang bersama-sama tampak bersemangat menyambut lomba maraton tersebut.

Sekadar informasi, jumlah peserta maraton dikabarkan mencapai 16 ribu dan 2 ribu di antaranya berasal dari mancanegara. Wow!

Saya tiba di Media Center sekitar pukul lima pagi. Untungnya, saya masih sempat menyaksikan dimulainya marathon kategori 5k dan 10k.

Dengan dipandu oleh host yang luwes "bersilat lidah" dan diiringi oleh musik yang "diracik" oleh DJ yang cantik, sejumlah peserta mulai berlari perlahan-lahan melewati rute yang sudah ditentukan.


Sementara itu, kategori half dan full marathon sudah dimulai sebelum saya datang. Memang kategori tersebut sengaja dimulai lebih dulu karena rute yang ditempuh lebih jauh.

Pasalnya, peserta kategori half marathon harus menempuh jarak 21 km, yang dimulai dari Monas, Hayam Wuruk, Bundaran Hi, lalu kembali ke Monas.

Sementara itu, full marathon lebih jauh lagi rutenya. Pasalnya, peserta full marathon harus menempuh jarak 42 km, dengan rute Monas-Semanggi-Kota Tua-Monas.

Makanya, kedua trek tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama daripada trek kategori 5k dan 10k.

Untungnya, pada saat itu, cuaca cukup "bersahabat" biarpun lokasi sempat diguyur gerimis sejenak. Hal itulah yang diamini oleh Maristella Haryanti, selaku Asisten Vice President CSR Bank Mandiri.

Maristella Haryanti, selaku Asisten Vice President CSR Bank Mandiri, menjelaskan pelaksanaan marathon (sumber: dokumentasi pribadi)
Maristella Haryanti, selaku Asisten Vice President CSR Bank Mandiri, menjelaskan pelaksanaan marathon (sumber: dokumentasi pribadi)
Menurutnya, cuaca yang tidak terlalu panas sangat "kondusif" bagi pelaksanaan acara maraton. Lebih lanjut, Maristella menyebutkan bahwa lomba maraton tersebut sudah diselenggarakan selama lima tahun. Pada tahun ini, tema yang diusung ialah "Never Give Up"!

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Maristella mengakui persiapan panitia jauh lebih "matang" dan animo masyarakat terus meningkat. Buktinya, terjadi pertambahan jumlah peserta dari 15 ribu pada tahun 2016 ke 16 ribu pada tahun 2017!

Pada tahun berikutnya, acara maraton itu diwacanakan akan dilangsungkan di Yogyakarta. Di situ, para peserta bisa berlari menikmati pemandangan berupa area persawahan dan percandian.

Makanya, acara itu tak hanya bertujuan "mendongkrak" pola hidup sehat di masyarakat, tapi juga menjadi "magnet" bagi para wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia.

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya para pelari satu per satu mencapai garis finish. Dimulai dari kategori 5k, kemudian 10k, half marathon, dan akhirnya full marathon.

Ada banyak ekspresi yang saya lihat sewaktu para peserta sukses "menyentuh" garis finish. Ada yang terlihat penuh sukacita karena telah berhasil "menaklukkan" lintasan. Ada pula yang terlihat lelah hingga sekujur tubuhnya lepek "dibanjiri" keringat.

Di antara sekian ribu peserta, tampak pula sejumlah aktris, seperti Dimas Seto dan Melanie Subono. Tak hanya itu, Sandiaga Uno pun tampak "mewarnai" pagelaran tersebut. Dengan dikerumuni orang, Wakil Gubernur DKI Jakarta itu berhasil mengatasi tantangan sepanjang 21 km di kategori half marathon!

wakil gubernur dki jakarta, sandiaga uno, ikut lomba maraton kategori half marathon (sumber: dokumentasi pribadi)
wakil gubernur dki jakarta, sandiaga uno, ikut lomba maraton kategori half marathon (sumber: dokumentasi pribadi)
Sementara itu, yang keluar sebagai Juara 1 kategori full marathon ialah pelari asal Maroko, Anouar El Ghouz. Anouar berhasil mencapai garis finish dengan catatan waktu 02.21.26, hanya terpaut selisih beberapa detik dari juara 2, yang sukses disabet oleh pelari asal Kenya, Jeoffrey Kiprotich dengan catatan waktu 02:21:35.

Sementara itu, peringkat ketiga direbut Josphat Kiptanuitoo asal Kenya setelah membukukan waktu 02:22:45.

Sewaktu saya melihat sosok Anouar, lagi-lagi persepsi saya "terpatahkan". Pasalnya, sebelumnya saya berpikir bahwa pemenang maraton pastilah memiliki "tubuh atletis" macam Cristiano Ronaldo.

Namun, pemikiran itu ternyata keliru. Pasalnya, Anouar ternyata bertubuh kurus. Para pemenang lainnya.

pelari asal Maroko, Anouar El Ghouz berhasil menjuarai kategori full marathon (sumber: dokumentasi pribadi)
pelari asal Maroko, Anouar El Ghouz berhasil menjuarai kategori full marathon (sumber: dokumentasi pribadi)
Setelah menyaksikan Mandiri Jakarta Marathon 2017, sempat terlintas dalam pikiran saya bahwa ternyata lebih baik ikut lari maraton, daripada kita terpaksa "lari" dari kenyataan. Apalagi dari "kejaran mantan". Hahahahahahahahaha.

Namun demikian, semoga pagelaran tersebut bisa menginspirasi kita semua agar membudayakan kembali pola hidup sehat dan mengajarkan kita mentalitas pantang menyerah sebagaimana slogan acara maraton tersebut: "Never Give Up".

saya dan teman kompasianer dalam liputan mandiri jakarta marathon 2017 (sumber: dokumentasi pribadi)
saya dan teman kompasianer dalam liputan mandiri jakarta marathon 2017 (sumber: dokumentasi pribadi)
Salam.

Adica Wirawan, founder of Gerairasa.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun