"Di nomor 17A, Pak." Demikian kata petugas SPBU kepada saya sewaktu saya hendak mengisi tangki motor yang nyaris "sekarat". Jujur saya menjadi agak canggung. Soalnya, baru kali itu, saya diminta mengisi sendiri bensin tanpa bantuan petugas.
Alih-alih menjadi takut, saya malah memutuskan mencobanya. Makanya, kemudian saya mendorong motor saya sampai ke mesin pengisian. Saya mengangkat jok motor, membuka tutup tangki, lalu meraih gagang nomor 17A, sesuai dengan arahan petugas tadi.
Awalnya saya pikir gagang itu berat. Namun, begitu saya mengangkatnya, ternyata gagang itu ringan juga. Setelah saya menarik tuas, barulah aliran Pertalite mengucur dari mulut gagang tersebut. Dalam waktu kurang dari tiga menit, tangki sudah terisi penuh sesuai dengan jumlah takaran yang ditunjukkan oleh mesin.
Biarpun baru terlihat di sejumlah SPBU, saya memandang bahwa sistem tersebut adalah suatu "inovasi" yang dilakukan oleh Pertamina dalam melayani masyarakat. Ide inovasi itu tampaknya bersumber dari fakta bahwa selama ini, penggunaan mesin pengisian bahan bakar di sejumlah SPBU belum maksimal.
Maklum saja, sewaktu kita mengisi bensin di SPBU, biasanya petugas hanya memakai satu sisi dari mesin tersebut. Padahal, di situ terdapat dua sisi, depan dan belakang, yang bisa dipakai sekaligus.
Hal itu bisa terjadi lantaran petugas umumnya merasa ribet melayani pelanggan kalau memakai dua sisi mesin secara berbarengan. Bisa dibayangkan kalau seorang petugas itu harus bolak-balik mengisikan bensin di kedua sisi mesin. Alangkah ruwetnya!
Makanya, untuk memecahkan persoalan tersebut, Pertamina kemudian memperbaiki sistem pengisiannya. Jadi, dengan meminta pelanggan melayani sendiri, kedua sisi mesin bisa dimanfaatkan secara maksimal dan antrean pun dapat "dipangkas".
Menuju Perusahaan Energi Kelas Dunia
Inovasi lain yang juga sedang dilakukan Pertamina ialah pembaharuan konsep bisnis. Sebagaimana diketahui, Pertamina kini sedang menyiapkan "kuda-kuda" untuk melakukan perubahan konsep bisnis dari yang sebelumnya berfokus pada produksi migas menjadi terkonsentrasi pada sektor energi.
Hal itu tampaknya dilakukan lantaran produk migas, yang selama ini menjadi andalan Pertamina, akan habis pada masa depan. Makanya, Pertamina kemudian menetapkan visi akan menjadi sebuah perusahaan energi. Dengan demikian, kebergantungan terhadap produksi migas dapat dikurangi, sehingga Pertamina bisa mencari dan mengembangkan sumber energi alternatif baru.
Untuk mewujudkannya, Pertamina tentu melakukan sejumlah investasi pada bidang teknologi. Perkembangan pelbagai teknologi, seperti mobil listrik, pun "dilirik". Mobil listrik memang disebut-sebut akan menjadi "kendaraan masa depan". Keberadaan mobil tersebut tak hanya dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak, tapi juga meminimalkan dampak polusi yang disebabkannya.
Makanya, jangan heran kalau perusahaan-perusahaan otomotif kelas dunia, seperti Tesla motors dan Baidu, "berlomba" menyempurnakan mobil listrik yang telah tercipta saat ini. Hanya saja, persoalan baterai masih saja menjadi kendala. Maklum saja, sampai saat ini, belum ditemukan teknologi baterai yang bisa melakukan pengisian dalam waktu cepat dan memiliki daya simpan energi yang besar dalam ukuran wadah yang lebih kecil.
Namun demikian, persoalan itu tak "menggoyahkan" visi pertamina dalam menyiapkan infrastruktur yang menunjang keberadaan mobil listrik. Hal itu diamini oleh Pak Adiatma, VP Corporate Communication Pertamina, sewaktu saya menjumpainya di Jakarta.
Saat saya bertanya soal rencana Pertamina dalam membangun "SPBU" khusus mobil listrik, beliau menyebut kalau Pertamina memang sudah menyiapkan ancang-ancang untuk membuatnya manakala mobil tersebut sudah banyak berseliweran di jalan raya suatu hari nanti.
Inovasi-inovasi yang disebutkan di atas tak hanya bertujuan meningkatkan kualitas layanan Pertamina kepada konsumennya, tapi juga menjaga keberlangsungan bisnis pada masa depan. Makanya, boleh dikatakan bahwa inovasi tersebut ialah sebuah "keharusan" bagi setiap perusahaan dalam menghadapi gelombang perubahan pada masa depan, sebagaimana "kredo" yang digaungkan Steve Jobs sewaktu masih memimpin Apple: "Innovation is the only way to win."
Salam.
Adica Wirawan, founder of Gerairasa.com