Saya bukan tipe demikian karena sewaktu dulu mencoba membikin sebuah novel, saya sempat kewalahan. Akhirnya, draf novel itu tak pernah selesai, sebab napas menulis saya sudah keburu "habis".
Namun demikian, saya lebih enteng membikin cerpen atau artikel sederhana seperti ini. Entah mengapa, rasanya lebih "sreg" saja. Makanya, saya termasuk tipe penulis yang napasnya pendek.
Kedua tipe itu tentunya perlu dikenali. Itu penting dilakukan untuk menjaga stamina dalam menulis. Jangan sampai, karena salah mengenali tipe, penulis memboroskan energi kreativitasnya, sehingga kemudian minta "cuti" menulis seperti yang pernah dialami oleh Sarte.
Salam.
Adica Wirawan, Founder of Gerairasa.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H