Dokter kemudian menjelaskan sejumlah risiko yang akan terjadi pada papa saya kalau tak mendapat penanganan di rumah sakit. Dari situ, sebetulnya saya sudah bisa "membaca" maksud si dokter. Dia ingin papa saya dirawat inap agar kami mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi.
Makanya, dengan agak emosional, saya menolaknya. Saya minta resep dan langsung pulang dengan perasaan marah. Maklum saja, kami menghabiskan waktu dua jam lebih di rumah sakit dengan pelayanan yang minim!
Beberapa hari kemudian, papa saya mendingan, tidak terjadi apa-apa, dan sejak saat itu, saya enggan berobat ke situ lagi.
Bagi rumah sakit demikian, pasien dianggap seperti "tambang uang". Mereka biasanya akan mengambil "keuntungan" dari ketidaktahuan keluarga pasien tentang penanganan penyakit.
Makanya, kalau seharusnya dirawat inap cukup tiga hari, pasien yang berobat di rumah sakit demikian bisa "ditahan" sampai seminggu. Semua itu dilakukan karena semakin lama waktu yang dihabiskan di rumah sakit, semakin banyak layanan yang diberikan, semakin banyak pula uang yang dikeruk.
Ironis memang.
Namun demikian, ada pula rumah sakit yang memang baik secara kualitas dan empatik terhadap keluarga pasien. Saya jadi teringat pada kisah yang dialami oleh Joe Kamdani, pendiri Data Script.
Suatu ketika, dalam perjalanan menuju Florida, Joe terkena serangan jantung. Dia kemudian ditolong oleh seseorang yang tak dikenal. Orang tersebut ternyata adalah seorang dokter di Mayo Clinic.
Joe pun langsung dibawa ke rumah sakit itu dan setelah diperiksa secara intensif, barulah diketahui kalau dia harus segera dioperasi. Seperti manusia pada umumnya, Joe pun dihinggapi perasaan gamang dan bimbang.
Dia sendiri pun masih ragu atas diagnosis dokter di situ. Makanya, dia minta rekomendasi rumah sakit lain. Alih-alih mencegahnya berobat ke rumah sakit tetangga, staf dokter di rumah sakit itu malah menawarkan bantuan. Mereka menyebutkan rekomendasi rumah sakit yang diinginkan oleh Joe.
Joe pun tertegun sejenak. Jarang memang ada rumah sakit yang merekomendasikan pasiennya ke rumah sakit kompetitor. Makanya, dia kemudian memutuskan menjalani operasi di situ dan hasilnya sukses.