Kedua, kita memfoto KTP, melakukanselfiedisertai KTP, menulis tanda tangan di secarik kertas, dan memotret kartu NPWP. Sejujurnya, pada tahap inilah, saya mendapat kesulitan. Misalnya, biarpun sudah berulang kali memotret KTP lewat aplikasi tersebut, hasilnya masih saja "buram", sehingga keterangan yang tertulis di KTP sulit terbaca dengan jelas. Padahal, format foto di tab saya sudah diatur dengan kualitas HD. Saya sempat bingung mencari penyebabnya. Makanya, saya hanya menyertakan foto KTP seadanya.
Belum lagi kesulitan lain yang muncul ialah sewaktu saya melakukan selfie sambil memegang KTP. Jujur saja, itu susah dilakukan karena saya harus berulang kali mencocokkan wajah dan KTP di "kotak foto" yang disediakan. Sekiranya itu menjadi "PR" yang harus dibenahi manajemen agar calon nasabah dipermudah sewaktu melakukan registrasi.
Ketiga, kita mengisi semua kolom keterangan pribadi, seperti nama, alamat, dan cashtag, serta menentukan kata sandi. Ada dua kata sandi yang kita isi, yaitu (1) kata sandi untuk "perangkat" dan (2) kata sandi untuk "akun Jenius". Apa bedanya? Kata sandi untuk "perangkat" dipakai manakala kita ingin membuka aplikasi di gadget. Cara kerjanya mirip dengan nomor pin sewaktu kita memakai atm. Sementara itu, kata sandi untuk "akun" digunakan ketika kita akan melakukan transaksi keuangan.
Sesudah merampungkan tiga tahap itu, apakah kita sudah bisa segera memakai Jenius? Ternyata belum. Kita harus melakukan aktivasi. Semua itu wajib dilakukan demi memenuhi ketentuan yang disyaratkan OJK bahwa pihak bank dan nasabah harus bertemu secara langsung untuk mengurus pelbagai dokumen. Â
Nah, uniknya, untuk mengaktivasi akun, Jenius menawarkan kemudahan bagi nasabahnya karena kita diberi dua pilihan, yaitu mendatangi langsung bank BTPN terdekat atau didatangi oleh Jenius Crew. Jadi, alih-alih harus mengunjungi dan mengantre sekian lama di bank, kita bisa memanggil staf Jenius ke rumah untuk mengurus aktivasi! Layanan yang out of the box, bukan?
Selain itu, dengan adanya fitur "In & Out", kita bisa melacak semua aliran transaksi, serta melakukan pencarian transaksi yang diinginkan dari kolom "search". Belum lagi fitur-fitur lain, seperti Send It, Pay Me, Save It, Card Center, dan Split Bill, yang keterangannya bisa dibaca di situs https://www.jenius.com.
Walaupun terkesan lebih ditujukan untuk kaum muda (baca: millennial), layanan yang ditawarkan oleh Jenius bisa juga dipakai oleh para disabilitas. Sepanjang pengetahuan saya, selama ini, para disabilitas jarang "tersentuh" layanan dari bank-bank pada umumnya.