Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Oxygen id, Koneksi Internet "Gercep" yang Disukai Juragan Online

19 Juni 2017   19:21 Diperbarui: 20 Juni 2017   03:50 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
toko buku online yang saya kelola (dokumentasi pribadi)

Sebagai seorang wirausahawan, saya memerlukan akses internet yang prima lantaran bisnis yang saya kelola berada di "wilayah digital". Sepanjang tahun ini, setidaknya ada dua bisnis yang saya bina, yakni toko online dan startup.

Jika berbicara soal kedua unit bisnis tersebut, sebetulnya saya terkena "demam" yang melanda anak muda masa kini. Sebagaimana diketahui, anak muda, khususnya yang berdomisili di perkotaan, memang sedang getol-getolnya mengembangkan bisnis secara online.

Banyak anak muda yang membuka toko online sekadar menjajakan barang yang dijualnya. Banyak pula yang merintis startup agar bisa menyalurkan idealisme dan sumbangsihnya kepada masyarakat. Makanya, kini kalau menelusuri informasi di google, kita akan menemukan beragam situs yang menawarkan konten demikian.

Saya pun akhirnya tertarik mengikuti tren tersebut, bukan supaya terlihat "kekinian" atau sekadar "gaya-gayaan", melainkan memang karena saya melihat sebuah peluang yang terbuka lebar. Jika dulu Paul Allen membujuk Bill Gates agar bersedia "banting stir" menjadi pengusaha begitu mengetahui perkembangan PC yang sedemikian masif akan terjadi pada masa depan, saya pun melihat kesempatan yang sama.

Namun demikian, saya tak terlalu tertarik mengikuti jejak langkah miliuner tersebut. Saya tak berambisi mengumpulkan "pundi-pundi" rupiah yang sedemikian berlimpah sebagaimana dimiliki oleh kedua tokoh kondang tersebut. Saya lebih berniat memanfaatkan usaha online saya untuk kebaikan sesama.

Sebut saja Toko Buku 37 yang saya kembangkan. Toko online tersebut sejak awal memang tak hanya diniatkan "mengeruk" keuntungan yang didapat dari penjualannya, tapi juga menjadi sebuah sarana untuk membagikan buku yang berkualitas dengan harga yang sangat murah.

toko buku online yang saya kelola (dokumentasi pribadi)
toko buku online yang saya kelola (dokumentasi pribadi)
Semua itu bertujuan mewujudkan visi saya dalam meningkatkan budaya literasi di masyarakat. Karena masyarakat jarang membaca buku dan buku dianggap terlalu mahal sehingga masyarakat segan membelinya, kehadiran toko buku online tersebut diharapkan mampu mengatasi persoalan itu.

Makanya, untuk sejumlah buku, saya hanya mematok harga sebesar Rp 370 saja! Pembeli yang tertarik cukup membayar ongkos kirim saja dan sudah bisa menikmati buku yang dipilih.

Sementara itu, bersama seorang teman, saya pun sedang mengembangkan sebuah startup. Namanya gerairasa.com. Nah, startup tersebut bertujuan membantu pengusaha kuliner dalam mempromosikan produknya.

startup yang saya bina (dokumentasi pribadi)
startup yang saya bina (dokumentasi pribadi)
Promosi yang dimaksud berupa layanan email blasting dan pembuatan newslatter yang dapat dinikmati secara "gratis". Kini, startup tersebut sedang menyiapkan fitur toko online sebagaimana tokopedia dan bukalapak, hanya saja khusus kuliner.

Oleh sebab itulah, agar dapat menjalankan roda bisnis dengan baik, saya membutuhkan akses internet yang baik pula. Selama ini, saya mengandalkan modem untuk mengoperasikan kedua bisnis tersebut.

Namun, ada saja kendala yang saya alami sewaktu menggunakan modem. Sebut saja sinyal yang tiba-tiba down begitu cuaca sedang buruk. Belum lagi sinyal yang mendadak lenyap dalam waktu lama karena operator sedang melakukan perbaikan.

Hal itu jelas mengganggu kinerja kedua unit bisnis tersebut. Padahal, untuk menjalankan bisnis online, seyogyanya dibutuhkan akses internet yang "kuat", "kencang", dan "stabil".

Oxygen.id       

Persoalan itu sedikit menemukan "titik cerah" sewaktu saya menghadiri acara Nangkring Kompasiana bareng oxygen id pada hari ini di Amigos Bellagio Caf, Jakarta Selatan.

Acara yang menghadirkan beberapa narasumber, yaitu [1] Yance Arlyansyah (Sales Manager SME), [2] Mauldi Wirastomo (Product Development Oxygen.id), dan [3] Hendrik Kurniawan (Sales Manager of Oxygen.id Home), mewartakan dan menawarkan sebuah produk layanan akses internet yang dapat menjawab persoalan di atas.

Yance Arlyansyah sedang menyampaikan materi seputar internet (dokumentasi pribadi)
Yance Arlyansyah sedang menyampaikan materi seputar internet (dokumentasi pribadi)
Sebagaimana dijelaskan, Oxygen id menyediakan layanan internet yang "stabil", "andal", dan "efektif". Dengan menggunakannya pelanggan tak perlu lagi khawatir, gelisah, dan was-was soal koneksivitas internet untuk pelbagai keperluan.

Semua itu bisa terjadi lantaran Oxygen id memiliki jalur kabel optik sendiri yang terhubung dari Singapura sampai Jakarta. Jalur kabel itu terbagi atas dua rute sehingga apabila salah satu jalur terganggu, masih ada jalur lainnya yang mem-backup kinerjanya.

Hal itu tentunya berbeda dengan layanan yang ditawarkan korporasi lainnya, yang hanya mengutamakan satu jalur saja. Makanya, begitu kabelnya bermasalah, konektivitas internet yang menghubungkan rumah dan perusahaan juga akan mengalami gangguan.

Penanaman kabel tersebut jelas membutuhkan biaya investasi yang besar. Walaupun demikian, anehnya, biaya yang ditawarkan Oxygen id justru terbilang "murah".

Untuk menikmati layanan akses internet berkecepatan 15 MBPS, pelanggan merogoh "kocek" hanya Rp 199.000/ bulan; kemudian untuk 25 MBPS seharga Rp 249.000; untuk 50 MBPS Rp 349.000; dan 100 MBPS Rp 449.000.

promo layanan oxygen id (sumber: dokumentasi pribadi)
promo layanan oxygen id (sumber: dokumentasi pribadi)
Masih bilang terlalu mahal? Pelanggan bisa membeli "paketan"-nya untuk setahun. Dengan memanfaatkan promo tersebut, pelanggan akan mendapat lebih banyak potongan harga lagi!

Bagi saya yang menjalankan bisnis sebagaimana disebutkan di atas, layanan tersebut jelas menarik hati. Namun demikian, saya harus cukup bersabar lantaran Oxygen id baru melayani wilayah Jakarta saja, belum menjangkau Bekasi yang menjadi domisili saya.

Ke depannya, daerah di sekitar Jakarta, seperti Bekasi, Depok, Bogor, dan Tanggerang, akan menjadi "area permainan" Oxygen id, dan mungkin beberapa tahun yang akan datang, wilayah lainnya akan terhubung koneksi internet lewat Oxygen id.

Semua itu tentunya sejalan dengan visi Oxygen id yang berniat menghubungkan seluruh wilayah di tanah air dengan kecepatan internet yang mencapai 1 GBPS! Jika hal itu bisa diwujudkan, berarti Indonesia bakal punya kualitas kecepatan internet yang sama dengan negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Singapura!

Ingin berlangganan? Caranya cukup mudah. Cukup mendaftar dengan menyerahkan id card, seperti KTP atau SIM. Kemudian, petugas Oxygen id akan datang memasang reuter ke rumah pelanggan.

Perangkat tersebut nanti bisa dihubungkan dengan pelbagai perangkat lainnya, seperti televisi, telepon, dan laptop. Jika suatu saat pindah rumah? Tinggal hubungi staf Oxgen id dan semuanya akan langsung diurus.

Koneksi internet yang stabil dan murah jelas sebuah "impian" bagi siapapun, terutama bagi wirausahawan seperti saya. Dengan demikian, penyakit byar-pret yang saya alami sewaktu sinyal tiba-tiba padam tak akan mengganggu semua aktivitas bisnis yang dijalankan.

Salam.

Adica Wirawan, founder Gerairasa.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun