Lewat pengalaman itulah akhirnya saya memutuskan menjual buku. Sebetulnya saya enggak punya niat mendulang “untung” dari bisnis itu.
Saya hanya ingin berbagi sedikit kesenangan lewat buku-buku yang saya jual kepada siapapun yang senang membaca seperti saya. Makanya, sewaktu menjalaninya, enggak ada beban apapun.
Untung-rugi biarlah urusan nanti. Yang penting saya bisa membagikan kebahagiaan tersebut kepada orang lain.
Dua minggu sejak saya mulai buka toko online, syukur banget, enggak ada yang beli!
Hahahahahahahaha.
Hanya ada pengunjung yang melihat-lihat. Lalu? Berlalu begitu saja, tanpa meninggalkan pesan apapun!
Dengan tabah saya menunggu pembeli pertama saya, dan hari itu akhirnya tiba juga pada minggu ketiga. Seseorang dari Jakarta memesan buku yang saya pajang. Enggak ada tanya macem-macem, enggak ada nego, dia langsung setuju.
Saya segera melayaninya. Saya membungkus buku pesanan dengan rapi, mengirimnya lewat kurir, dan selang beberapa hari kemudian menerima rupiah hasil penjualan.
Rasanya? Senangnya bukan main!
Sejak saat itu, satu per satu buku yang saya pajang laku dijual.
Sampai sekarang saya enggak tahu berapa keuntungan dan kerugian yang saya dapat. Saya menjalaninya happy-happy saja.
Orang bilang saya “gila” lantaran berbisnis enggak pakai hitung-hitungan. Namun, bagi saya, apa yang saya lakukan bukanlah transaksi bisnis, melainkan sekadar berbagi kesenangan, kegembiraan, dan kebahagiaan kepada orang lain.