Mereka berusaha “mati-matian” menyempurnakan layanan dan produk dengan mengesampingkan anggaran. Terkesan idealis memang, tetapi itulah yang umumnya terjadi kalau startup dikelola oleh anak muda.
Sebaliknya, investor lebih memerhatikan soal anggaran. Namanya juga investor. Mereka tentu tak ingin rugi lantaran dana yang mereka tanamkan “hangus” begitu saja lantaran pengelola startup hanya berfokus menyempurnakan produk, sehingga memakai dana yang ada secara “jor-joran”.
Hal itulah yang kemudian bisa memicu konflik. Oleh sebab itu, jauh sebelum sepakat bekerja sama, lebih baik kedua pihak membikin “aturan main” yang jelas dan mengungkapkan isi pikiran masing-masing. Dengan demikian, kasus kegagalan yang sudah-sudah tak akan terulang pada startup lainnya.
Salam.
Adica Wirawan, Founder Gerairasa.com
Referensi:
“Indonesia kirim Ahlijasa ke ajang "Startup World Cup" 2017”, antaranews.com, diakses pada tanggal 16 Maret 2017.
“Belajar dari Tutupnya Startup Lokal Valadoo”, kompas.com, diakses pada tanggal 16 Maret 2017.