Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ada Apa dengan "O"-nya Kompasiana?

24 Februari 2017   10:08 Diperbarui: 24 Februari 2017   10:30 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beginilah tampilan wajah link kompasiana di medsos/ dokumentasi pribadi

Kemudian, Kompasianer Andri juga menyampaikan usul supaya urutan domain Kompasiana diubah karena urutan nama domain yang ada sekarang dianggap menjadi “biang keladi” lain kesalahkaprahan tersebut.

Konsep itu tampaknya terinspirasi dari layanan blogger dan wordpress, yang domainnya diawali oleh nama pemakainya, sehingga jelaslah kalau itu adalah blog personal, dan bukannya portal berita. Andaikan Kompasiana memakai sistem itu, identitas Kompasiana sebagai etalase blog warga tentu akan tampak jelas.

Namun demikian, pengelola Kompasiana rupanya punya pandangan berbeda, sebab Kompasiana sudah “terlanjur” menerapkan sistem urutan domain yang umumnya dipakai oleh media sosial, seperti twitter, sehingga jika hal itu dilakukan, semua bentuknya harus dirombak secara total.

Agar mispersepsi itu tak berkepanjangan seperti film India, Kompasiana kemudian memutuskan mengganti slogan dari yang tadinya “Sharing. Connecting.” menjadi “Beyond Blogging.” Slogan baru itu diharapkan akan mempertegas identitas Kompasiana, sehingga masyarakat yang sebelumnya beranggap Kompasiana adalah portal berita barangkali akan bergumam, “O, ternyata, selama ini, Kompasiana itu media blog toh!”

Kemudian, “o” lainnya yang juga terdengar unik adalah “o” yang disertai oleh desahan penuh “kesal, sebal, dan marah”, terutama ketika Kompasianer sering gagal login, fotonya raib, dan artikelnya lenyap. Maka, jangan heran kalau kita sering mendengar cibiran: “Kompasiana eror lagi? O, udah biasa.”

Cibiran seperti itu tentunya kurang sedap didengar. Namun, demikianlah yang terjadi di “lapangan”. Pengelola Kompasiana sadar betul hal itu, apalagi setelah mendengar pelbagai keluhan Kompasianer, seperti yang disampaikan oleh Pak Yon Bayu, yang 20 artikelnya lenyap termoderasi sistem.

Kecewa? Jelas. Betapa tidak, kalau satu tulisan hilang saja kita bisa merajuk, apalagi 20 tulisan! Supaya kasus serupa tak terulang ke depannya, pengelola bekerja keras terus memperbaiki sistem.

Kemudahan akses harus menjadi prioritas, sebab percuma saja punya tampilan baru, tetapi situsnya susah diakses penggunanya. Makanya, tim IT Kompasiana terus berbenah, biarpun harus menghadapi segudang kodingan yang ruwet, jelimet, dan semrawut.

Namun, “o” yang penuh nada getir itu akan tergantikan oleh “o” lain, yang nadanya lebih riang, lantaran pada peluncuran wajah baru Kompasiana bulan Juni nanti, akan ada fitur Content Affiliation. Fitur itu berfungsi sebagai “jembatan” yang menghubungkan Kompasianer dengan pihak sponsor.

inilah fitur baru kompasiana yang akan diluncurkan pada bulan juni nanti/ dokumentasi pribadi
inilah fitur baru kompasiana yang akan diluncurkan pada bulan juni nanti/ dokumentasi pribadi
Fitur itu menawarkan Kompasianer sebuah kesempatan untuk “mendulang” rupiah dengan menjadi copy writer sebuah produk. Namun, tak semua Kompasianer mendapat kesempatan demikian, karena hanya Kompasianer yang sudah terverifikasi “hijau” atau “biru”lah yang bisa mengaksesnya. Jadi, bagi Kompasianer yang akunnya belum terverifikasi, lakukan segera agar punya kesempatan tersebut.

berikut adalah alur penerapan affiliation content/ dokumentasi pribadi
berikut adalah alur penerapan affiliation content/ dokumentasi pribadi
Kehadiran fitur itu sekaligus “memberangus” stigma negatif yang sempat melekat pada Kompasiana. Barangkali saja ada yang beranggapan bahwa menulis di Kompasiana itu tak dapat apa-apa, seperti guyonan Pak Nurulloh kemarin: “Nulis gak dibayar, salah nulis dihapus.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun