Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kita Akan Memasuki Era Kepunahan Keyboard dan Mouse

3 Februari 2017   07:41 Diperbarui: 3 Februari 2017   09:16 9293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
teknologi keyboard dan mouse disebut akan digantikan oleh teknologi virtual reality suatu saat nanti (nationalgeographic.co.id)

Di dalam sebuah artikel yang dimuat di laman Time.com, pada tanggal 31 Januari 2017, Tim Bajarin menyampaikan sebuah argumen yang “menyengat” rasa penasaran saya. Ia mengatakan bahwa teknologi keyboard dan mouse sudah memasuki “usia senja”, dan dalam beberapa tahun ke depan, keduanya akan tergantikan oleh teknologi lain.

Sejenak saya tertegun menyerap ide futuristik tersebut. Pikiran saya pun mengawang membayangkan bahwa suatu saat nanti, untuk membuat sebuah tulisan, seperti artikel ini, saya tak perlu lagi menekan tuts-tuts keyboard.

Saya juga tak usah lagi menggeser dan mengeklik mouse untuk mengatur file. Sebab, pada masa depan, bisa saja saya dapat mengendalikan komputer tanpa menyentuhnya sama sekali!

Lantas, bagaimana kita bisa mengoperasikan komputer nantinya? Dengan alat apa kita dapat memindahkan file, menulis pesan, atau sekadar menyetel lagu di komputer?

Jawaban yang bisa ditawarkan Bajarin untuk menjawab pertanyaan itu adalah teknologi virtual reality(vr). Ia menyebut kalau fungsi keyboard dan mouse dalam mengelola program komputer akan digantikan oleh teknologi vr.

Apa yang disampaikan Bajarin bukanlah sekadar asumsi. Opini tersebut telah “disokong” oleh sejumlah data. Bajarin menjelaskan pelbagai data bahwa sejumlah perusahaan teknologi telah “berlomba” mengembangkan teknologi vrsejak beberapa tahun belakangan.

Teknologi itu konon disebut-sebut akan menjadi “andalan” pada masa depan. Makanya, jangan heran kalau perusahaan top, sekelas Google, Facebook, dan Microsoft, rela menggelontorkan banyak dana supaya menjadi perusahaan pertama yang menyempurnakan teknologi tersebut.

Sebut saja Facebook, yang beberapa tahun lalu, sukses mengakusisi perusahaan Oculus. Oculus adalah produsen teknologi vr. Produk teranyarnya adalah Oculus Rift, sebuah kacamata vr yang dilengkapi teknologi termuktahir sehingga sewaktu memakainya, kita seolah merasakan pengalaman yang betul-betul nyata di dunia virtual.

Sewaktu mengambil alih perusahaan itu, bos Facebook, Mark Zuckerberg, mempunyai visi bahwa vr akan menjadi alat komunikasi pada masa depan, yang dapat menghubungkan setiap orang lewat tampilan avatar.

Microsoft pun tak mau kalah dari Facebook. Belum lama ini, perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates itu meluncurkan Hololens. Hololens adalah kacamata yang didesain khusus untuk pengguna virtual reality.

Cara kerjanya pun mirip dengan Oculus Rift, dan Google Glass yang dikeluarkan oleh Google. Lantaran masih termasuk generasi pertama, Hololens masih bisa disempurnakan ke depannya.

Sejumlah fitur bisa ditambah pada alat tersebut, dan, yang terutama, harga jual harus bisa ditekan, sebab saat ini, alat itu dibanderol USD 3.000 atau setara Rp 40 juta. Dengan harga yang masih mahal, jumlah yang bisa dijual pun masih terbatas, sehingga belum bisa dinikmati banyak orang.

Setelah melihat perkembangan teknologi itu, rasanya masuk akal kalau Bajarin menyampaikan argumen demikian. Biarpun kini teknologi vr masih dalam tahap pengembangan, sejumlah fitur di dalamnya sudah mampu menggantikan fungsi mouse dan keyboard.

Apalagi, kalau teknologi itu ditambah oleh artificial inteligence, bisa jadi, kita cukup berbicara untuk bisa mengoperasikan sebuah komputer, tanpa harus “ribet” mengetik di keyboard atau menggeser mouse lagi.

Meskipun demikian, menurut hemat saya, kehadiran vr tak akan menggantikan fungsi keyboard dan mouse secara keseluruhan. Dalam beberapa bidang, hal itu bisa saja terjadi.

Sebagai contoh, dengan memakai teknologi vr, kita dapat memberdayakan para disabilitas, sebab teknologi tersebut memang mudah digunakan siapapun, termasuk oleh para tunanetra, tunawicara, dan tunarungu. Dengan demikian, para disabilitas tak lagi “terkungkung” pada pekerjaan yang itu-itu saja, sehingga bisa lebih diberdayakan di masyarakat.

Jadi, hanya beberapa bidang tertentu saja, yang bisa memanfaatkan vr untuk mengoptimalkan kinerja. Sisanya masih tetap memakai keyboard dan mouse untuk mengoperasikan komputer, lantaran kita sudah terbiasa menggunakannya.

Jadi, biarpun kini telah tersedia teknologi vr, yang salah satu fungsinya dapat menggeser penggunaan keyboard dan mouse, keduanya masih tetap diperlukan, lantaran penggunaannya itu sudah “mendarah-daging” sejak dulu.

Salam.
Adica Wirawan, founder gerairasa.com

---

Referensi:
"This Technology Could Replace the Keyboard and Mouse", time.com, diakses pada tanggal 2 Februari 2017.
"Microsoft HoloLens Terjual Ribuan Unit", liputan6.com, diakses pada tanggal 2 Februari 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun