Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pada Masa Depan, Semua Mobil Bisa "Nyetir" Sendiri?

15 Desember 2016   08:06 Diperbarui: 25 Februari 2017   20:01 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mobil otonom rancangan baidu /www.CNBC.com

Sejak beberapa tahun silam, Google mengembangkan model mobil yang futuristik. Berbeda dengan mobil-mobil pada umumnya, mobil yang dirancang Google bersifat otonom alias dapat nyetir sendiri. Dalam desain mobil itu, Google menambahkan sistem navigasi berteknologi tinggi yang memungkinkan mobil tersebut dapat “meluncur” secara otomatis, sesuai dengan keinginan penggunanya.

proyek pengembangan mobil bikinan google sayangnya harus dihentikan pada tahun 2016/YouTube Channel Love Thailand
proyek pengembangan mobil bikinan google sayangnya harus dihentikan pada tahun 2016/YouTube Channel Love Thailand
Namun, sayangnya, pada tahun ini, produksi itu dihentikan karena menurut Larry Page, CEO Alphabet, perusahaan yang menaungi Google, proyek itu hanya menguras lebih banyak dana. Secara kualitas, mobil yang sudah dirancang itu pun masih kalah bersaing dengan buatan produsen mobil sejenis. Jadi, alih-alih terus memboroskan biaya, waktu, dan tenaga, Google memutuskan akan bekerja sama dengan produsen mobil lainnya untuk menghasilkan produk mobil otonom yang punya daya saing.

Hal itu tentunya membikin Google “terpental” sementara dari peta persaingan produsen mobil otonom. Selama ini, memang sudah ada sejumlah perusahaan otomotif yang berusaha mengembangkan model produk mobil tersebut.

Sebut saja Tesla Motors, produsen mobil listrik yang didirikan oleh pengusaha eksentrik, Elon Musk. Tesla Motors barangkali menjadi pionir dalam upaya pembuatan mobil berteknologi tinggi dan ramah lingkungan. Pada tahun 2012, perusahaan otomotif itu mengeluarkan mobil Tesla Model S, yang langsung menyita banyak perhatian publik.

mobil tesla model s yang dproduksi oleh tesla motors/www.Tesla.com
mobil tesla model s yang dproduksi oleh tesla motors/www.Tesla.com
Selain sepenuhnya mengandalkan tenaga listrik, mobil itu juga memiliki sistem otonom di dalamnya. Semua gerakan, seperti pedal gas dan rem, sudah diatur sedemikian rupa oleh sistem. Maka, sewaktu bepergian memakainya, kita hanya perlu “duduk manis” di belakang kemudi, dan memberi sedikit perintah. Selain itu, desain mewah juga meningkatkan citra mobil listrik tersebut. Jadi, enggak heran kalau mobil itu dibandrol dengan harga Rp 1,2-1,7 miliar.

Belum lagi, Baidu, perusahaan yang bergerak pada layanan internet asal Tiongkok, pun “ikut-ikutan” terjun mengembangkan mobil otonom. Biarpun kini telah “bercerai” dengan BMW dalam merancang mobil otonom, Baidu tetap pada pendiriannya.

mobil otonom rancangan baidu /www.CNBC.com
mobil otonom rancangan baidu /www.CNBC.com
Kini Baidu tengah menguji coba mobil otonom buatannya di beberapa ruas jalan di Tiongkok. Mobil itu memakai sistem Drive PX2, sebuah sistem kecerdasan buatan yang diproduksi oleh NVIDIA. Mobil itu juga dilengkapi radar laser dan kamera untuk mengoptimalkan kinerjanya. Mobil itu rencananya akan diproduksi massal lima tahun lagi.

Apa yang dilakukan oleh Google, Tesla Motors, dan Baidu dalam pengembangan mobil otonom sebetulnya adalah solusi yang dapat mengatasi persoalan pada masa depan. Setidaknya ada tiga persoalan yang coba diselesaikan. Pertama, keberadaan mobil otonom akan meminimalkan kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian manusia.

Menurut Senior Vice President Baidu, Wang Jin, 93% kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Tiongkok lebih disebabkan oleh faktor kesalahan manusia. Perilaku seperti menelepon sewaktu mengemudi atau menyetir dalam kondisi mabuk masih sering dilakukan biarpun sudah ada larangan terkait hal itu. Jadi, supaya angka kecelakaan akibat human error itu jauh berkurang pada masa depan, kehadiran mobil otonom jelas dibutuhkan.

Kedua, kehadiran mobil otonom akan mengatasi persoalan kelangkaan bahan bakar fosil pada masa depan. Sudah bertahun-tahun sebelumnya, para ilmuwan memprediksi bahwa beberapa dekade yang akan datang umat manusia akan mengalami krisis BBM.

Semua itu bisa terjadi karena saat ini, kita masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Padahal, bahan bakar itu akan habis sekali pakai dan cadangan minyak yang terdapat di bawah permukaan tanah pun terbatas jumlahnya. Maka, kalau enggak mencari alternatif, bisa-bisa kita akan sulit menjalankan aktivitas akibat kelangkaan bahan bakar tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun