Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Akankah Penjualan pada Harbolnas 2016 "Sedahsyat" Hari Jomblo di China?

11 Desember 2016   15:32 Diperbarui: 11 Desember 2016   20:27 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat China, yang punya Produk Domestik Bruto terbesar kedua setelah Amerika Serikat, memang memiliki minat belanja yang tinggi. Semua itu terjadi seiring bertambah makmurnya masyarakat China sejak beberapa dekade terakhir. Jadi, enggak heran pada event tertentu, seperti Hari Jomblo, masyarakat China berbondong-bondong menggelontorkan banyak uang untuk berbelanja.

Selain itu, penetrasi ecommerce di China juga sudah mencapai angka 13%. Hal itu menunjukkan kalau masyarakat China, yang mayoritas berusia muda, sangat aktif berbelanja lewat situs ecommerce. Mereka bisa memperoleh barang apapun di sejumlah situs ecommerce, seperti alibaba.com dan JD.com. Selain lebih praktis dalam membeli suatu barang, lewat ecommerce tersebut, masyarakat juga dimanjakan oleh pelbagai promo yang unik. Makanya, masyarakat senang berbelanja lewat situs ecommerce tersebut.

http://www.marketing-chine.com
http://www.marketing-chine.com
Hal itu tentu berbanding terbalik dengan kondisi penetrasi ecommerce di tanah air. Menurut CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, penetrasi ecommerce di Indonesia hanya sekitar 1%. Itu berarti bahwa di antara 230 juta lebih penduduk Indonesia, hanya 1% yang berbelanja lewat situs ecommerce. Sisanya masih membeli barang secara offline.

Selain itu, lantaran laju inflasi yang tergolong tinggi, daya beli masyarakat Indonesia juga menjadi lesu. Hal itu tentunya wajar terjadi. Saat semua harga barang naik terdampak inflasi, masyarakat cenderung menahan diri untuk berbelanja. Oleh sebab itu, laju ekonomi di Indonesia berjalan dengan lambat, termasuk pada sektor ecommerce.

Biarpun demikian, Harbolnas pada tahun ini bisa menjadi momentum untuk “menggairahkan” kembali perekonomian masyarakat. Hal itu tentu berdampak baik tak hanya bagi para pelaku usaha, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jadi, siapa yang mau melewatkan kesempatan bisa dapat barang bagus dengan harga minus pada Harbolnas tahun ini?

Salam.

Referensi:

  • Awas, Diskon Palsu Harbolnas 2015!”, kompas.com, diakses pada tanggal 10 Desember 2016.
  • Hari Jomblo, Alibaba Cetak Rekor Transaksi Rp 238 Triliun”, kompas.com, diakses pada tanggal 10 Desember 2016.
  • Cegah Diskon Palsu, Ini Siasat Bukalapak di Harbolnas 2016”, kompas.com, diakses pada tanggal 10 Desember 2016.
  • Penjualan Hari Belanja Online Nasional 2015 Capai Rp 2,1 T”, tempo.co, diakses pada tanggal 10 Desember 2016.
  • Penetrasi 'E-Commerce' di China 13 Persen, Bagaimana Indonesia?”, kompas.com, diakses pada tanggal 10 Desember 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun