Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jackie Chan, Sukses Berkat Kerja Keras Selama 56 Tahun

15 November 2016   08:47 Diperbarui: 25 November 2016   09:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setelah 56 tahun di industri film, membuat lebih dari 200 film, setelah (mematahkan) begitu banyak tulang, akhirnya,…" kata Jackie Chan, 62, tersenyum bahagia sambil memperlihatkan Piala Oscar yang tampak berkilauan tertimpa cahaya. Pada acara penganugerahan tersebut, ia tampil sederhana dengan memakai cheongsam hitam. Sebuah pakaian yang biasanya dipakai oleh para shifu dan master bela diri Tiongkok pada masa lampau.

Di atas panggung yang megah itu, ia pun mengenang pengalamannya sewaktu tengah menyaksikan penganugerahan Piala Oscar bersama ayahnya di televisi bertahun-tahun yang lalu. Pada saat itu, ayahnya “nyeletuk” kurang-lebih begini: “Nak, kamu telah membikin banyak film, tetapi mengapa kamu belum mendapat penghargaan atas pencapaian kariermu di Hollywood?” Celetukan tampaknya melecutnya sehingga ia bekerja keras memproduksi film-film lainnya yang laris di pasaran, seperti Rush Hour, dan Kung Fu Panda.

Selain itu, ia pun mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada para fansnya. Untuk para fans setianya, ia guyon dengan berkata "Saya akan terus membuat film, melompat melalui jendela, menendang dan meninju, mematahkan tulang saya."

Biarpun sekadar guyonan, kata-katanya itu tentu mengandung kebenaran, sebab di dalam film-film yang dibuatnya, ia memang melakoni hampir semua adegan aksi sendirian. Ia ogah memakai jasa stuntman sewaktu pengambilan gambar.

Oleh sebab itu, di dalam film, aktingnya sewaktu menjalani adegan yang “memicu” adrenalin terlihat begitu natural. Tak ada hasil editan yang menunjukkan kalau adegan tersebut dilakukan oleh pemeran pengganti.

Selain itu, ia pun menyisipkan unsur hiburan dalam film-filmnya. Di dalam film-filmnya, kita tak akan bosan karena melulu melihat adegan orang saling “adu jotos”. Namun, kita bisa tertawa terpingkal-pingkal sewaktu menyaksikan kekonyolan yang dibuatnya di atas panggung.

Misalnya saja, dalam film Rush Hour, yang melambungkan namanya di Hollywood, humor menjadi bumbu yang menjadi penyedap film. Kekonyolan yang dibikinnya bersama teman aktingnya, Chris Tucker, terasa sangat segar dan menghibur. Tidaklah heran kalau film tersebut akhirnya laris hingga dibikin tiga sekuel.

Kaidah 10.000 Jam

Kesuksesan Jackie Chan dalam menyabet Piala Oscar tentunya tidak terjadi dalam waktu sehari-semalam. Kalau kita membaca perjalanan kariernya, kita akan menemukan bahwa ia sudah mulai terjun ke dunia akting sejak usia dini, yaitu 8 tahun. Hal itu tentunya bukan waktu yang singkat, mengingat bahwa ia membutuhkan 56 tahun lamanya, sebelum akhirnya sukses mendapat Oscar, sebuah piala yang menjadi idaman hampir semua insan perfilman Hollywood.

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan mengingatkan saya pada isi buku provokatif, yang ditulis oleh Malcolm Gladwell. Judulnya Outliers. Dalam salah satu bab buku itu, ia memaparkan kaidah 10.000 jam untuk mencapai suatu kesuksesan.

Ia mencontohkan perjalanan karier grup band legendaris asal Inggris, The Beatles. Sebelum mulai terkenal, John Lennon dkk terbiasa mengisi acara musik di sejumlah klub di Kota Hamburg, Jerman.

The Beatles memulai kariernya sewaktu bernyanyi selama 8 jam perhari dalam waktu 3 tahun di Jerman/ www.billboard.com
The Beatles memulai kariernya sewaktu bernyanyi selama 8 jam perhari dalam waktu 3 tahun di Jerman/ www.billboard.com
Mereka terus bernyanyi selama 8 jam hampir setiap harinya, dan hal itu terus mereka lakoni selama tiga tahun. Jadi, kalau mereka bermusik selama itu perhari dalam waktu tiga tahun, total mereka telah mengoleksi 8.700 lebih jam terbang!

Jumlah itu belum ditambah sejumlah “konser mini” yang kerap mereka adakan untuk ajang promosi. Jadi, secara keseluruhan, mereka telah menghabiskan lebih dari 10.000 jam.

Kemudian, timbul pertanyaan begini: “Apakah dengan hanya menerapkan kaidah 10.000 jam, grup band kesayangan kota Liverpool itu berhasil mengukir prestasi fenomenal dalam dunia musik?”

Jawabannya ternyata tidak.

Menurut hemat saya, sebuah kesuksesan tak bisa diperoleh hanya dengan satu faktor saja, seperti kaidah 10.000 jam, tetapi juga harus disertai dengan faktor lainnya, seperti bakat dan keberuntungan.

Sebagai contoh, bisakah The Beatles meraih prestasi kalau semua personelnya gagap bernyanyi, sering salah memetik gitar, asal-asalan menabuh drum sewaktu membawakan sebuah lagu?

Kemudian, andaikan semua peronelnya terampil sekali bermain musik, dan telah menyelesaikan kaidah 10.000 jam dengan baik, akankah mereka mendapat kesuksesan tanpa faktor keberuntungan, seperti situasi negara yang sedang aman? Tentu tidak! Jadi, untuk sukses, kita tak hanya bisa mengandalkan satu faktor.

Hikmah Atas Kesuksesan Jackie Chan

Kasus Jackie Chan pun demikian. Saat semua faktor yang mendukung terwujudnya sebuah kesuksesan sudah lengkap, barulah ia berhasil memperoleh Piala Oscar. Jadi, sebetulnya, dari keberhasilan Jackie Chan, kita dapat belajar bahwa kesuksesan itu tak bisa dicapai secara instan.

Semuanya butuh proses, butuh waktu.

Hanya masalahnya sekarang banyak orang yang sudah ngebet ingin sukses secepat mungkin. Oleh sebab itu, kita kini tentunya sudah sering mendengar jargon-jargon berikut: “Pensiunlah semuda mungkin, sukseslah semuda mungkin, kayalah semuda mungkin.”

Barangkali jargon tersebut telah memengaruhi generasi y untuk getol mencari segala cara supaya bisa sukses secara instan. Bahkan, terkadang cara-cara yang digunakan tidaklah etis di masyarakat, seperti menipu atau memaksa orang lain. Padahal, kenyataannya, kalau memakai cara-cara seperti, boro-boro bisa sukses, kita malah bisa kena masalah.

Jadi, seperti sudah saya sampaikan sebelumnya, sukses itu multifaktor. Kalau sudah punya tujuan yang jelas, jalani saja semua prosesnya dengan sabar. Kalau faktor pendukungnya sudah lengkap semua, percayalah kesuksesan pasti diraih.

Salam.

Referensi:

Five decades and 200 films later, Jackie Chan 'finally' wins Oscar”, www.reuters.com, diakses pada tanggal 15 November 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun