Seperti sudah disinggung di atas, kesamaan tampaknya punya daya lekat yang kuat. Biarpun secara fisik berbeda, kalau punya kesamaan yang banyak, hubungan kedua pasangan dapat awet selama bertahun-tahun.
Kesamaan itu bentuknya bermacam-macam, seperti hobi, latar belakang keluarga, pekerjaan, pendidikan, dan agama. Jadi, tidaklah heran kalau seseorang yang ingin menjalin hubungan dengan lawan jenisnya berusaha mencari banyak kesamaan.
- Jarak
Sementara itu, faktor lainnya adalah jarak. Semakin dekat seseorang dengan calon pasangannya, semakin erat pula hubungan keduanya. Kedekatan itu wujudnya bisa berupa lokasi tempat tinggal, atau posisi tempat duduk di kantor yang saling berdekatan.
Saya ingat rekan kerja saya dulu berhasil mendapat istri setelah keduanya duduk di meja yang saling berhadapan! Dari situ ternyata dapat disimpulkan kalau faktor jarak ternyata berpengaruh terhadap kualitas hubungan seseorang.
Lalu, bagaimana dengan seseorang yang menjalani LDR? Barangkali ada di antara pembaca yang sudah pernah mendengar pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh. Lantas, bagaimana kelanjutan hubungan mereka?
Mayoritas umumnya gagal di tengah jalan.
Mengapa bisa terjadi demikian? Karena yang bersangkutan hanya bisa ngobrol lewat handphone, chat via medsos, bertatap muka lewat skype, tetapi tak bisa merasakan emosi yang timbul oleh kahadiran fisik. Ibarat kata, hubungan demikian tak ada “roh”-nya.
Dari paparan di atas tentunya kita dapat membikin kesimpulan bahwa aplikasi layanan pencarian jodoh sebetulnya hanya bertugas mempertemukan, bukan menyatukan. Oleh sebab itu, selebihnya kitalah yang menentukan sendiri lanjutan kisah asmara yang akan kita jalani.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H